Polly po-cket
HomeBlog Okta AdityaAbout me
Jumlah pengunjung total blog :374963
United StatesUnited States
Mobile site builder free2998Unknown
My Acount Facebook

My Acount Twitter

Follow @AdityaEmail_


International News Latest


Google News

Source: Google news


Top News CNN

Source: CNN



BLOG NYA OKTA ADITYA

Teraktual, Menarik, Bermanfaat, dan Terinspirasi dalam mengabarkan segala opini, ide, gagasan maupun berbagai macam pengalaman dari berbagai kalangan. Blog yang terpercaya rekomendasi Google.


Semula saya membuat blog ini dari awalnya hanya ingin menulis tentang pengalaman, pandangan, opini dan gagasan saya pribadi.

Lantas, setelah saya sering membaca berbagai opini dan gagasan para penulis lainya yang sangat inspiratif dan sangat bermanfaat, saya tergerak untuk mengeshare di blog saya, bertujuan agar sebagai catatan berguna suatu saat untuk saya sendiri dan semoga bermanfaat juga bagi siapa yang berkunjung di blog saya ini.

Semua konten rata-rata berasal dari situs http://kompasiana.com konten tulisan yang asli dan unik dari para member kompasiana, Kompasiana menyediakan sebuah wadah yang memungkin setiap pengguna Internet membuat konten berita, opini dan fiksi untuk dinikmati oleh para pengguna Internet lainnya.

Walhasil, sekitar 800 konten dalam bentuk tulisan dan foto mengalir di Kompasiana. Konten-konten yang dibuat warga juga cenderung mengikuti arus positif dan bermanfaat karena Kompasiana akan memoderasi konten-konten negatif selama 24 jam.

Nah, dari berbagai tulisan itulah saya menyaring beberapa tulisan yang saya kira wajib untuk saya simpan sendiri, sudah barang tentu tulisan yang aktual, inspiratif bermanfaat dan menarik.

Sebagai sebuah media, Kompasiana cukup unik. Karena dari sisi konten, media berslogan “sharing connecting” ini mengelola konten-konten di dalamnya layaknya sebuah media berita yang selama ini hanya diisi oleh wartawan dan editor media massa. Tapi dari sisi User Interface maupun User Experience, Kompasiana merupakan media sosial yang menyajikan dua fitur utama sekaligus, yaitu fitur blog (social blog) dan fitur pertemanan (social networking).

Itulah yang membuat Kompasiana melejit cepat menjadi website besar hanya dalam kurun waktu empat tahun. Bila sekarang Anda mengecek posisi Kompasiana di pemeringkat website Alexa.com, Anda akan melihat peringkatnya berada di posisi 30 (pernah berada di posisi 29, kadang turun ke posisi 32) di antara website-website yang diakses di Indonesia.

Di kategori website media sosial, Kompasiana berada di posisi ke-8 setelah Facebook (1), Blogspot.com (4), YouTube (5), Wordpress (7), Kaskus (9), Blogger.com (11) dan Twitter (12). Sedangkan di kategori website berita dan informasi, media warga ini berada di posisi ke-4 setelah Detik.com (8), Kompas.com (12) dan Viva.co.id (19). Posisi ini cukup kuat, karena di bawah Kompasiana masih ada Okezone.com (33), Kapanlagi.com (35), Tribunnews.com (40), Tempo.co (47), dan media massa besar lainnya.

Ke depan, dengan semakin besarnya euporia masyarakat Indonesia dalam menggunakan internet dan media sosial, serta semakin besarnya pengakses internet lewat ponsel, Kompasiana mendapat tantangan besar untuk terus meningkatkan kinerjanya. Tantangan itu hanya bisa dijawab dengan menghadirkan enjin yang lebih stabil, lebih andal, lebih nyaman, lebih terbuka dan lebih sosial. Juga harus dihadapi dengan kesiapan insfrastruktur yang lebih besar dan kuat. Dan itulah yang sedang berlangsung di dapur Kompasiana jdi awal 2013.



Bagi yang suka ide gagasan, alasan, ulasan dan opini yang dekstruktif, dijamin tidak akan kecewa membaca tulisan kompasianer yang saya share di balik konten saya dibawah ini,

Selamat membaca, Semoga bermanfaat walau tidak sependapat,
Konten dan artikel selengkapnya klik tautan ini.,
Artikel dan Konten Blog :

Tags: Aktual, Menarik, muda

Jaket Kulit

“Tidak,” jawab saya, ketika seorang teman menawarkan sebuah jaket kulit hitam kepada saya. Dikatakan oleh teman tersebut, jaket itu diperolehnya dari kakaknya yang “pulang kampung” dan bekerja di Dubai. “Ini asli adanya di mal-mal Dubai yang terkenal itu,”teman saya merayu. Sekali lagi saya menggelengkan kepala, kendati setelah melihat dan meraba sendiri jaket itu, memang benar-benar bagus dan “asli.”

Saat saya di Belanda untuk studi beberapa waktu yang lalu, salah satu celah yang selalu saya ambil adalah window shopping. Kebetulan tempat tinggal saya di Hilversum, “Hollywood” nya Belanda dan cukup dekat dengan kompleks perbelanjaan. Koleksi pakaian, termasuk jaket juga bagus. Apalagi untuk pertama kalinya sedang ditawarkan mode untuk musim dingin. Kemudian saya melihat salah satu koleksi yang ditawarkan adalah apa yang dikenal sebagai “jaket bulu angsa.” Sebuah jaket dengan fisik tipis tetapi begitu hangat saat dipakai. Harganya pun, menurut saya termasuk terjangkau. Namun karena saya tidak berminat terhadap yang namanya “jaket”, cukuplah selama di Belanda saya menggunakan pakaian hangat yang saya bawa dari Indonesia.

Nah kembali ke jaket kulit hitam tadi, saya tidak mempunyai pretensi apa-apa hanya memang tidak menyukai mode-mode jaket. Dari literatur saya memperoleh informasi, bahwa sebelum dekade 1950-an “pria baik-baik” tidak pernah mau mengenakan jaket kulit hitam, apalagi yang berwarna hitam, karena busana itu identik dengan kejahatan. Para pembunuh, perampok, preman, dan sebagainya apda era itu mengenakan jaket kulit dalam setiap aksinya. Selain itu, pada tahun 1930-an jaket kulit hitam identik dengan “kelas bawah” karena digemari kuli pelabuhan, supir truk, dan kuli bangunan.

Marlon Brando, yang menjadi idola anak-anak muda, sempat menggegerkan Inggris karena filmnya yang berjudul “The Wild One” (1954) dilarang edar di sana. Film itu dianggap mendorong anak-anak berbuat liar, dan lebih-lebih Brando memeranka karakter dengan mengenakan jaket kulit hitam. Bahkan, stasiun televisi ABD di Australia melarang penggunaan jaket kulit hitam untuk ditayangkan dalam acara anak-anak Happy Days (1973).
Tetapi polisi juga memakai jaket kulit hitam seperti itu. Seragam polisi di New York City diubah menjadi warna biru dari bahan nylon (1981). Walikota Koch dan Kepala Kepolisian Maguiore berusaha mengubah citra polisi supaya terkesan dekat dengan masyarakat. Caranya: mengubah cat mobil patrol warna hitam menjadi biru muda dengan garis putih. Jaket kulit hitam dilarang dikenakan oleh aparat kepolisian yang menggunakan sepeda motor.

Orang yang memakai jaket kulit hitam di Jerman dianggap sebagai orang-orang brutal. Tetapi pada Perang Dunia I (1914-1918), para pilot Jerman dan Inggris juga menggunakan busana ini tetapi dilarang sejak 1950-an. Dalam sebuah buku berjudul “The Black Leather Jacket” yang ditulis oleh Mick Farren, seorang jurnalis Inggris dan diterbitkan tahun 1985, dicertiakan abhwa Adolf Hitler juga merasa lebih jantan dan gaya dengan busa jaket kulit hitamnya. Buku Farren tersebut terbagi ke dalam bab-bab seperti “Legendary Leather”, “German Influence”, “Golden Idols”, “Teenage Dream”, “Smut By Numbers”, “The New Barbarian”, dan “Savage Skin.” Keseluruhan uraian dalam bukun ini mengatakan: dalam kebudayaan Barat, jaket kulit hitam lekat dengan keburukan.

Tetapi seiring dengan perkembangan waktu, media kemudian memberikan imaji yang lain mengenai jaket kulit hitam ini. Pada tahun 1950-an, majalah Life dan Look digemari oleh banyak keluarga di Amerika. Di tahun-tahun itu, di kota-kota besar sudah ada 2-3 stasiun televisi. Lewat sajian media cetak dan elektronik inilah, gambaran mengenai jaket kulit hitam kemudian diubah. Pakaian inik emudian diterima semua kalangan, dari kalangan atas sampai bawah, dari orang “baik-baik” sampai yang dicap “jahat.” Penampilan Elvis Presley yang mengenakan busana kulit dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki di televisi NBC (1969) membuat busana jenis ini semakin digemari. Penyanyi almarhum Michael Jakson pernah tampil mengenai jaket kulit warna merah dikombinasi hitam untuk iklan Pepsi Cola.

Jaket kulit kemudian tak lagi berkesan seram meski kesan “macho” tetap melekat. Warna jaket pun akhirnya tidak hanya hitam, akan tetapi lebih variatif seperti warna cokelat maupun krem. Para desainer dewasa ini berlomba-lomba mendesain busana dengan inspirasi jaket kulit hitam. Jaket kulit hitam yang pada awalnya merupakan mode busana untuk para bad boys berubah menjadi mode yang gaya di catwalk dan ditiru oleh para penggemar mode. Pakaian ini memberikan citra tersediri: sensual, macho, dan glamor.

Meskipun simpel, jaket kulit tetap berkesan glamour karena jaket yang terbuat dari anak kulit domba yang lembut memang relatif sangat mahal.

http://m.kompasiana.com/post/urban/2013/05/06/jaket-kulit-hitam-awalnya-dianggap-pakaian-penjahat/

Jaket Kulit Hitam, Awalnya Dianggap Pakaian Penjahat

Oleh: Mas Isharyanto | 06 May 2013 | 15:55 WIB

Back to posts
Comments:
[2018-01-19 17:13] ismatullah :

Jaketnya bagus


UNDER MAINTENANCE

Tinggalkan Pesan Chat
Chat-icon 1







Online saat ini : 1 orang, hari ini: 2998 orang, minggu ini: 5934 orang, bulan ini: 16600 orang, total semuanya: 374963 orang
, United StatesUnited States,claudebot