pacman, rainbows, and roller s
HomeBlog Okta AdityaAbout me
Jumlah pengunjung total blog :372518

Free mobile website builder553Unknown
My Acount Facebook

My Acount Twitter

Follow @AdityaEmail_


International News Latest


Google News

Source: Google news


Top News CNN

Source: CNN



BLOG NYA OKTA ADITYA

Teraktual, Menarik, Bermanfaat, dan Terinspirasi dalam mengabarkan segala opini, ide, gagasan maupun berbagai macam pengalaman dari berbagai kalangan. Blog yang terpercaya rekomendasi Google.


Semula saya membuat blog ini dari awalnya hanya ingin menulis tentang pengalaman, pandangan, opini dan gagasan saya pribadi.

Lantas, setelah saya sering membaca berbagai opini dan gagasan para penulis lainya yang sangat inspiratif dan sangat bermanfaat, saya tergerak untuk mengeshare di blog saya, bertujuan agar sebagai catatan berguna suatu saat untuk saya sendiri dan semoga bermanfaat juga bagi siapa yang berkunjung di blog saya ini.

Semua konten rata-rata berasal dari situs http://kompasiana.com konten tulisan yang asli dan unik dari para member kompasiana, Kompasiana menyediakan sebuah wadah yang memungkin setiap pengguna Internet membuat konten berita, opini dan fiksi untuk dinikmati oleh para pengguna Internet lainnya.

Walhasil, sekitar 800 konten dalam bentuk tulisan dan foto mengalir di Kompasiana. Konten-konten yang dibuat warga juga cenderung mengikuti arus positif dan bermanfaat karena Kompasiana akan memoderasi konten-konten negatif selama 24 jam.

Nah, dari berbagai tulisan itulah saya menyaring beberapa tulisan yang saya kira wajib untuk saya simpan sendiri, sudah barang tentu tulisan yang aktual, inspiratif bermanfaat dan menarik.

Sebagai sebuah media, Kompasiana cukup unik. Karena dari sisi konten, media berslogan “sharing connecting” ini mengelola konten-konten di dalamnya layaknya sebuah media berita yang selama ini hanya diisi oleh wartawan dan editor media massa. Tapi dari sisi User Interface maupun User Experience, Kompasiana merupakan media sosial yang menyajikan dua fitur utama sekaligus, yaitu fitur blog (social blog) dan fitur pertemanan (social networking).

Itulah yang membuat Kompasiana melejit cepat menjadi website besar hanya dalam kurun waktu empat tahun. Bila sekarang Anda mengecek posisi Kompasiana di pemeringkat website Alexa.com, Anda akan melihat peringkatnya berada di posisi 30 (pernah berada di posisi 29, kadang turun ke posisi 32) di antara website-website yang diakses di Indonesia.

Di kategori website media sosial, Kompasiana berada di posisi ke-8 setelah Facebook (1), Blogspot.com (4), YouTube (5), Wordpress (7), Kaskus (9), Blogger.com (11) dan Twitter (12). Sedangkan di kategori website berita dan informasi, media warga ini berada di posisi ke-4 setelah Detik.com (8), Kompas.com (12) dan Viva.co.id (19). Posisi ini cukup kuat, karena di bawah Kompasiana masih ada Okezone.com (33), Kapanlagi.com (35), Tribunnews.com (40), Tempo.co (47), dan media massa besar lainnya.

Ke depan, dengan semakin besarnya euporia masyarakat Indonesia dalam menggunakan internet dan media sosial, serta semakin besarnya pengakses internet lewat ponsel, Kompasiana mendapat tantangan besar untuk terus meningkatkan kinerjanya. Tantangan itu hanya bisa dijawab dengan menghadirkan enjin yang lebih stabil, lebih andal, lebih nyaman, lebih terbuka dan lebih sosial. Juga harus dihadapi dengan kesiapan insfrastruktur yang lebih besar dan kuat. Dan itulah yang sedang berlangsung di dapur Kompasiana jdi awal 2013.



Bagi yang suka ide gagasan, alasan, ulasan dan opini yang dekstruktif, dijamin tidak akan kecewa membaca tulisan kompasianer yang saya share di balik konten saya dibawah ini,

Selamat membaca, Semoga bermanfaat walau tidak sependapat,
Konten dan artikel selengkapnya klik tautan ini.,
Artikel dan Konten Blog :

Twitter SBY

Siapakah Pejabat yang paling menikmati Twitter? jawabnya bukan Tiffatul, karena jelas-jelas si Tiffie pernah bilang bahwa akun twitter-nya tidak dia kelola sendiri, tapi ada tim. Nah, yang paling menikmati twitter, mention-nya : Enak dibaca dan Perlu, Serius bisa, jenaka-pun bisa, adalah Dahlan Iskan.

Sejak jadi Boss PLN Dahlan Iskan dekat dengan rakyat, Dahlan Iskan ini kayaknya memang punya semacam kecanduan menulis, atau hypergraphia, rasa keterdesakan menulis, tapi itu wajar karena ia memang dibesarkan dalam dunia kewartawanan, isi twitter2 Dahlan Iskan lucu-lucu, mention-nya sering mengejutkan, dan kadang-kadang dia bikin tema, misalnya pas hari Rabu, dia mention cuman nanya melulu. Saking enak dibaca twitter Dahlan Iskan, twit-twit itu ada yang dibuatkan buku, dari twitter yang komunikatif inilah kemudian Dahlan Iskan mengembangkan dirinya, melakukan personal branding yang lebih dimengerti, bahasanya bahasa rakyat dan dia mampu mengembangkan bahasa rakyat itu ke dalam apa yang ia inginkan.

Penyakit pejabat umumnya adalah penyakit yang mengasingkan dirinya ‘tenggelam’ ke dalam bahasa rakyat. Coba liat twitter SBY yang berbahasa kaku dan kurang enak dibaca. Berbeda misalnya dengan bahasa Sukarno yang menggelora, andai di jaman Bung Karno udah ada twitter, dipastikan ruang eksplorasi dalam berbangsa tidak berpusar dalam podium tapi dalam twitter. Bahasa SBY di twitter bahkan lebih kering daripada Bahasa Suharto.

SBY mencoba komunikatif, tapi dia tidak mau melakukan substansi atas komunikasi itu, apa itu substansi komunikasi?, Substansi komunikasi adalah membangun hubungan komunikasi dengan persentuhan hati. Dan Dahlan Iskan dalam hal ini mampu menembus hati banyak followernya dengan bahasa ringan namun membawa alam perenungan.

Kelak, di alam informasi yang semangkin bulat tanpa celah-celah asimetri ini maka fungsi sosial media akan menjadi nomor satu, seperti Alvin Toffler bilang di tahun 1987 saat meluncurkan buku “Gelombang Ketiga” …di abad nanti tak ada yang bisa menjawab pengetahuan, kepemimpinan dan kebudayaan tanpa membawa informasi yang cepat, kita akan mengalami masa “Gandhi dengan Satelitnya” dan apa Satelit itu, Satelit itu adalah sosial media.

Pernah satu saat seorang Pemimpin TV Nasional bilang pada saya dia tidak percaya dengan Sosial Media, dan hasilnya nama dia memang tidak branding dan selalu jeblok dalam rating, karena dia masih percaya spanduk, masih percaya pada komunikasi konservatif. Komunikasi bentuk lama dalam politik adalah komunikasi manipulatif sementara komunikasi modern adalah komunikasi dua arah, dimana pemimpin dan rakyatnya nyemplung di satu ruang yang sama, ruang kebersamaan.

Dan di Twitter Dahlan Iskan sudah menemukan jiwanya.

-Anton DH Nugrahanto-

http://m.kompasiana.com/post/politik/2013/04/14/twitter-dahlan-iskan-twitter-sby/

Twitter Dahlan Iskan, Twitter SBY

Oleh: Anton Dwisunu Hanung Nugrahanto | 14 April 2013 | 16:43 WIB

Back to posts
This post has no comments - be the first one!

UNDER MAINTENANCE

Tinggalkan Pesan Chat
Chat-icon 1







Online saat ini : 1 orang, hari ini: 553 orang, minggu ini: 3489 orang, bulan ini: 14155 orang, total semuanya: 372518 orang
, ,claudebot