HomeBlog Okta AdityaAbout me
Jumlah pengunjung total blog :366066
United StatesUnited States
Mobile blogging service141Unknown
My Acount Facebook

My Acount Twitter

Follow @AdityaEmail_


International News Latest


Google News

Source: Google news


Top News CNN

Source: CNN



BLOG NYA OKTA ADITYA

Teraktual, Menarik, Bermanfaat, dan Terinspirasi dalam mengabarkan segala opini, ide, gagasan maupun berbagai macam pengalaman dari berbagai kalangan. Blog yang terpercaya rekomendasi Google.


Semula saya membuat blog ini dari awalnya hanya ingin menulis tentang pengalaman, pandangan, opini dan gagasan saya pribadi.

Lantas, setelah saya sering membaca berbagai opini dan gagasan para penulis lainya yang sangat inspiratif dan sangat bermanfaat, saya tergerak untuk mengeshare di blog saya, bertujuan agar sebagai catatan berguna suatu saat untuk saya sendiri dan semoga bermanfaat juga bagi siapa yang berkunjung di blog saya ini.

Semua konten rata-rata berasal dari situs http://kompasiana.com konten tulisan yang asli dan unik dari para member kompasiana, Kompasiana menyediakan sebuah wadah yang memungkin setiap pengguna Internet membuat konten berita, opini dan fiksi untuk dinikmati oleh para pengguna Internet lainnya.

Walhasil, sekitar 800 konten dalam bentuk tulisan dan foto mengalir di Kompasiana. Konten-konten yang dibuat warga juga cenderung mengikuti arus positif dan bermanfaat karena Kompasiana akan memoderasi konten-konten negatif selama 24 jam.

Nah, dari berbagai tulisan itulah saya menyaring beberapa tulisan yang saya kira wajib untuk saya simpan sendiri, sudah barang tentu tulisan yang aktual, inspiratif bermanfaat dan menarik.

Sebagai sebuah media, Kompasiana cukup unik. Karena dari sisi konten, media berslogan “sharing connecting” ini mengelola konten-konten di dalamnya layaknya sebuah media berita yang selama ini hanya diisi oleh wartawan dan editor media massa. Tapi dari sisi User Interface maupun User Experience, Kompasiana merupakan media sosial yang menyajikan dua fitur utama sekaligus, yaitu fitur blog (social blog) dan fitur pertemanan (social networking).

Itulah yang membuat Kompasiana melejit cepat menjadi website besar hanya dalam kurun waktu empat tahun. Bila sekarang Anda mengecek posisi Kompasiana di pemeringkat website Alexa.com, Anda akan melihat peringkatnya berada di posisi 30 (pernah berada di posisi 29, kadang turun ke posisi 32) di antara website-website yang diakses di Indonesia.

Di kategori website media sosial, Kompasiana berada di posisi ke-8 setelah Facebook (1), Blogspot.com (4), YouTube (5), Wordpress (7), Kaskus (9), Blogger.com (11) dan Twitter (12). Sedangkan di kategori website berita dan informasi, media warga ini berada di posisi ke-4 setelah Detik.com (8), Kompas.com (12) dan Viva.co.id (19). Posisi ini cukup kuat, karena di bawah Kompasiana masih ada Okezone.com (33), Kapanlagi.com (35), Tribunnews.com (40), Tempo.co (47), dan media massa besar lainnya.

Ke depan, dengan semakin besarnya euporia masyarakat Indonesia dalam menggunakan internet dan media sosial, serta semakin besarnya pengakses internet lewat ponsel, Kompasiana mendapat tantangan besar untuk terus meningkatkan kinerjanya. Tantangan itu hanya bisa dijawab dengan menghadirkan enjin yang lebih stabil, lebih andal, lebih nyaman, lebih terbuka dan lebih sosial. Juga harus dihadapi dengan kesiapan insfrastruktur yang lebih besar dan kuat. Dan itulah yang sedang berlangsung di dapur Kompasiana jdi awal 2013.



Bagi yang suka ide gagasan, alasan, ulasan dan opini yang dekstruktif, dijamin tidak akan kecewa membaca tulisan kompasianer yang saya share di balik konten saya dibawah ini,

Selamat membaca, Semoga bermanfaat walau tidak sependapat,
Konten dan artikel selengkapnya klik tautan ini.,
Artikel dan Konten Blog :

Headline : Ragam Peristiwa Bulan Maret 2013

Sosok Jokowi kini tak lepas dari pembicaraan publik. Sejak menjabat Gubernur Jakarta, dirinya kian masif diberitakan, bahkan jadi news maker paling sering muncul di media. Tak ayal, kepopulerannya dimanfaatkan sebagai simbol pembaruan dalam ranah politik. Tengok saja beberapa pemilukada yang baru digelar, sebagian kandidat terang-terangan mengadopsi “kotak-kotak” ala Jokowi. Tapi hasilnya, jauh dari euforia “kotak-kotak” di Jakarta. Sebaliknya, PKS yang dihantam badai tak sedap perkara korupsi, justru berbalik unggul. Sebuah matematika politik yang sulit diprediksi, sekalipun banyak survei mengunggulkan calon tertentu. Benarkah pesona politis Jokowi kehilangan magisnya? atau tokoh lain dianggap dasamuka mengadopsi gaya Jokowi, sehingga yang muncul justru keragu-raguan publik. Meski begitu, warga Jakarta banyak menaruh harapan pada sosok gubernur doyan blusukan ini. Siapa lagi, kalau bukan Jokowi.

Tak hanya menyoal Jokowi, perseteruan TNI-Polri pun menyita perhatian publik. Seakan tak ada habisnya, seteru dua saudara penegak keadilan ini, menjadi antitesis kepercayaan publik yang kadung diamanahkan. Setali tiga uang, sekelompok orang di bawah komando Hercules pun mengacau di markas Polres Jakarta Barat. Apa ini namanya, sekelompok sipil melawan aparat keamanan tanpa kejelasan membela hak publik ataukah segelintir elit? Rupanya, rakyat masih jauh dari rasa aman.
Masih banyak kasus lain terus mendapat perhatian publik, termasuk kompasianer yang tak letih menanggapi sejumlah isu terhangat di bulan Maret ini. Untuk itu, kami sajikan kembali beberapa tulisan dengan ulasan isu terhangat yang mungkin Anda lewatkan:

Anis Matta Effect Mengalahkan Jokowi Effect? http://m.kompasiana.com/post/politik/2013/03/07/anis-matta-effect-mengalahkan-jokowi-effect/

Kemenangan PKS pada pemilukada di dua Provinsi, kian merekatkan kader PKS yang tak goyah oleh terpaan badai korupsi yang menimpa elit politiknya LHI. Meski terseok-seok dengan masifnya pemberitaan korupsi PKS, Anis Matta mampu menyihir kader PKS lewat aksi turbanya ke berbagai jejaring politik PKS. Pada pemilukada Jabar, petikan sajak Chairil Anwar yang dibawakan Anis Matta, “Bisa dan luka kubawa berlari, berlari hingga hilang pedih dan perih. .Aku masih mau hidup seribu tahun lagi,“ langsung menyabet solidaritas kader PKS.

Jokowi Jurkam Tak Laku di Sumut, PKS Menang http://m.kompasiana.com/post/politik/2013/03/05/jokowi-jurkam-tak-laku-di-sumut-pks-menang/

Magis politis Jokowi yang terus dijual PDIP di beberapa pemilukada, seperti di Jawa Barat dan Sumut, kembali menemui kegagalan. Sosok Jokowi dianggap kurang mujur dijadikan pancingan politik di dua provinsi tersebut. Terbukti, dua kandidat PDIP yang bertarung di Jabar dan Sumut harus rela digulingkan PKS.

PDIP Sengaja Kalah di Pilgubsu? http://m.kompasiana.com/post/regional/2013/03/10/pdip-sengaja-kalah-di-pilgubsu/

Kekalahan PDIP di Pilgub Sumut dikilahkan sebagai ajang menguji elektabilitas PDIP, bukan untuk meraup kemenangan. Kalaupun benar, strategi ini dinilai berisiko karena logika berkontestasi sejatinya diakhiri dengan upaya pemenangan. Untuk apa susah payah berkontestasi di Pilgub Sumut, kalau untuk kalah?

2014, Rustriningsih Bakal “Dikawini” Prabowo http://m.kompasiana.com/post/politik/2013/03/09/2014-rustriningsih-bakal-dikawini-prabowo/

Derasnya pilih-pilih calon presiden RI di pasar lelang pencapresan tiap-tiap partai, menjadikan diskursus politik yang kian meninggi dan eskalatif. Bahkan, muncul nama Rustriningsih yang katanya bakal dipinang Prabowo jelang Pilpres 2014 sebagai calon wakil presiden. Akankah PDIP mengikuti rencana politik ini?

Apa Kebijakan Jokowi untuk Pengendara Motor di Jakarta http://m.kompasiana.com/post/transportasi/2013/03/04/apa-kebijakan-jokowi-untuk-pengendara-motor-di-jakarta/

penyediaan akses transportasi publik yang nyaman dan terjangkau bagi warga Jakarta, akan dikembangan dengan cepat oleh pemprov DKI Jakarta. Seperti, monorail, MRT, pembenahan busway, kopaja dan metromini, bahkan bajaj pun menjadi perhatian Jokowi. Tapi, Jokowi luput memperhatikan motor, dimana jumlah motor di Jakarta sudah melebihi jumlah penduduk, hampir 10 juta kenderaan, dan naik sekitar 1000 lebih perhari. tingkat kecelakaan pun mencapai 70 persen.

Efek Jokowi-Ahok http://m.kompasiana.com/post/sosbud/2013/03/04/andai-ada-tiga-puluh-jokowi-ahok/

Proses pembuatan KTP di Jakarta tak lagi sulit dan tanpa pungutan liar (pungli). Cerita Salim, sopir taksi yang sudah sepuluh tahun di Jakarta, bahwa Proses pengurusan KTP cuma membutuhkan waktu dua jam, itupun sudah jadi. Dan ia cuma mengeluarkan dua lembar ribuan, hanya untuk beli blangko pengantar dari kelurahan ke kecamatan.

Salah Satu Warisan Jokowi http://m.kompasiana.com/post/ibu-dan-anak/2013/03/08/salah-satu-warisan-jokowi/

Kartu Insentif Anak (KIA) merupakan warisan Jokowi saat menjabat Walikota Surakarta.Program KIA merupakan usaha menjamin dan melindungi hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan beradaptasi secara optimal sesuai harkat dan martabat kemanusiaan menuju Surakarta sebagai Kota Layak Anak.

Untuk Apa Sistem Ganjil Genap, Plat Nomor Bisa Ditukar Gratis? http://m.kompasiana.com/post/metro/2013/03/05/untuk-apa-system-ganjil-genap-plat-nomor-bisa-ditukar-gratis/

Rencana Ditlantas memberlakukan sistem ganjil genap di Jakarta, dinilai kurang tepat. Hal itu hanya mengurangi volume kendaraan di jalan, bukan volume kendaraan yang beredar di Jakarta. Artinya, belum ada pembatasan kepemilikan jumlah kendaraan, melainkan hanya pembatasan pemakaian saja yang diselang-seling. Bahkan, jika masing-masing dari 10 orang memiliki 2 mobil, maka dalam sehari akan tetap ada 10 mobil yang beredar di jalan,. Alhasil, macet tetap saja terjadi.

[Mas Jokowi] Balita Pipis di Lantai Halte Trans Jakarta, Neneknya di Halaman http://m.kompasiana.com/post/regional/2013/03/10/mas-jokowi-balita-pipis-di-lantai-halte-trans-jakarta-neneknya-di-halaman/

Ketidaktersediaan toilet di halte Trans Jakarta dan Armadanya, membuat seorang balita terpaksa pipis di lantai halte Trans Jakarta dan seorang nenek setelah menanyakan sana-sini perihal toilet di halte yang nihil, akhirnya nekat kencing di halaman halte.

Mengurai Akar Seteru TNI-Polri http://m.kompasiana.com/post/politik/2013/03/08/mengurai-akar-seteru-tni-polri/

Berulangnya peristiwa bentrok TNI-Polri jelas amat mengkhawatirkan. Sesama Lembaga Tinggi yang seharusnya akur, mereka malah saling berseteru satu dengan lainnya. Banyak pengamat yang merujuk faktor kesejahteraan yang timpang antara prajurit TNI dan Polri sebagai akar masalah seteru dua korps negara tersebut. Tak ayal, di masyarakat awam beredar guyon bahwa TNI penuh dengan “tantangan”, sementara Polri penuh dengan “tentengan”.

TNI dan Polri Bentrok, Baturaja Mencekam http://m.kompasiana.com/post/metro/2013/03/07/tni-dan-polri-bentrok-baturaja-mencekam/

Anggota TNI bersenjata lengkap dari Batalyon Armed-15 Martapura Sumatera Selatan, sejak dinihari tadi menyerang kantor Polres Baturaja. Sebagai akibatnya, kantor Polres itu musnah dilalap api dan penghuninya berhamburan entah kemana. Anggota TNI yang kalap terus melakukan aksi pengejaran dengan menyisir setiap sudut-sudut Kota Baturaja. Berkali-kali terdengar letusan senjata, namun belum diketahui jumlah korban yang jatuh.

Hercules Ditangkap! Kali ini, Kecerdasan Hercules Sama Saja dengan John Kei http://m.kompasiana.com/post/hukum/2013/03/08/hercules-ditangkap-kali-ini-kecerdasan-hercules-sama-saja-dengan-john-kei/

Hercules yang disebut-sebut sudah bertobat dari dunia preman, ternyata kembali berulah dengan melawan secara fisik pada personil gabungan kepolisian Polres Jakarta Barat dan Polda Metro Jaya. Alhasil, Hercules Rozario Marshal bersama 50-an anak buahnya, Jumat (8/3/2013) digelandang ke Polda Metro Jaya untuk pemeriksaan selanjutnya.

Hercules, Duri dalam Daging Gerindra http://m.kompasiana.com/post/politik/2013/03/10/hercules-duri-dalam-daging-gerindra/

Dalam wawancara dengan TVOne, Fadli Zon, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra terkesan membela Hercules dengan melemparkan satu opini seolah-olah penangkapan tokoh pemuda asal Timor Leste itu ditunggangi oleh kepentingan politik. Pembelaan ini dinilai dapat menjadi blunder bagi Gerindra mengingat masyarakat luas terlanjur memiliki persepsi negatif terhadap kelompok Hercules.

Dahlan Iskan Gegerkan Hong Kong http://m.kompasiana.com/post/luar-negeri/2013/03/04/dahlan-iskan-gegerkan-hongkong/

Meskipun sesaat, kedatangannya di Hongkong membuat geger suasana ruangan di Harbour Grand Hotel yang berlokasikan di Fortres Hill- Hongkong. kata DI “Kalau program seperti ini di tangani pemerintah, belum tentu jalan.” Ujarnya saat ditanya kemungkinan program sekolah interpreuniership BMI dikelola pemerintah.

Menyikapi Asisten Rumah Tangga http://m.kompasiana.com/post/edukasi/2013/03/04/menyikapi-asisten-rumah-tangga-/

Memang susah-susah gampang menemukan Asisten Rumah Tangga (ART) yang cocok dengan tradisi dan dinamika rumah tangga kita. Tentu, kita berharap yang terbaik. Berikut 12 tips yang bisa dilakukan untuk membina keharmonisan dengan ART.

Bolehkan Asisten Rumah Tangga Fesbukan? http://m.kompasiana.com/post/catatan/2013/03/06/bolehkah-asisten-rumah-tangga-fesbukan/

Tak sedikit ART sekarang yang aktif di jejaring sosial seperti facebook dan twitter, bahkan berafiliasi di Kompasiana dengan sejumlah reportase dan opini. Akankah ini menjadi kendala? sebagian majikan tentu merasa terganggu jika aktivitas bersosial media ART berlebihan dan menyita waktu kerja yang seharusnya. Solusinya, majikan perlu merambah dunia jejaring sosial dan bergaul ramah dengan PRT. sekaligus sebagai alat kontrol paling mudah bagi majikan.

Rantau Panjang, Drama Kekerasan pada Jurnalis Perempuan http://m.kompasiana.com/post/mainstream-media/2013/03/04/rantau-panjang-drama-kekerasan-pada-jurnalis-perempuan/

Seorang wartawati dari TV Paser bernama Nurmila Sari Wahyuni (23) dianiaya oleh Kepala Desa dan orang-orang lainnya hingga menyebabkan keguguran kandungan calon anak pertamanya. Peristiwa ini terjadi di Desa Rantau Panjang, Kabupaten Paser saat Nurmila melakukan peliputan sengketa lahan.

Hati-hati dengan Acara TV yang Melakukan Pembodohan http://m.kompasiana.com/post/televisi/2013/03/06/hati-hati-dengan-acara-tv-yang-tidak-mendidik/

Program acara On The Spot milik Trans TV dinilai tak memiliki akurasi data dan verifkasi faktual atas semua materi sajian yang bertema “7 ter…” yang selama ini disuguhkan. Penulis menilai, acara ini belum mengarah pada rujukan yang akurat karena hanya mengandalkan informasi yang dirangkum dari jejaring sosial Youtube. Sejatinya, acara seinformatif itu dilakukan dengan penelitian ke lokasi atau riset pustaka demi kredibilitas tayangan, sehingga tak dituding sebagai upaya meraup kumulasi ekonomi semata.

Hati-hati Menyeberang Jalan di Kuala Lumpur http://m.kompasiana.com/post/luar-negeri/2013/03/05/hati-hati-menyeberang-jalan-di-kuala-lumpur/

Saman (english: summon) alias denda gara-gara menyeberang jalan tidak pada tempatnya, diberlakukan di Malaysia. Pejalan kaki yang ketahuan melintas tidak menggunakan jejantas atau jembatan penyeberangan, maka akan ditilang di tempat, dan disarankan mengikuti sidang di pengadilan.

Bom Waktu Titipan Inggris Meledak, Sabah Bergejolak! http://m.kompasiana.com/post/luar-negeri/2013/03/05/bom-waktu-titipan-inggris-meledaksabah-bergejolak-/

Inggris dituding sebagai salah satu pihak yang mesti bertanggungjawab atas konflik Sulu dan Malaysia di Sabah. Adik Sultan Sulu, Aghimuddin Kiram yang memimpin pasukan Sulu, kini masih terus bergerilya sambil bertempur melawan aparat keamanan  Kerajaan Malaysia. Meski utusan Sulu sudah secara diplomatis mendiskusikan jalan keluar dengan Malaysia, namun konflik di Sabah masih memanas.

Pesta Miras di Stadion? http://m.kompasiana.com/post/bola/2013/03/05/pesta-miras-di-stadion/

Kisah kelam sepakbola Indonesia tak hanya didominasi seteru dua kubu PSSI dan KPSI yang kini masih dalam proses pemulihan. Para suporter pun berulah, tak jarang para mereka menenggak miras di dalam stadion yang mengganggu kenyamanan dan antusiasme suporter lain di sekitar. insiden ini dinilai akibat kelalaian petugas keamanan yang memeriksa suporter sebelum masuk stadion, juga ditopang minimnya kesadaran dari suporter sendiri. Ironisme sepakbola Indonesia seolah belum berakhir.

Aksi Gigit Bibir Kader Partai Demokrat terhadap Resepsionis Hotel http://m.kompasiana.com/post/regional/2013/03/06/aksi-gigit-bibir-kader-partai-demokrat-terhadap-resepsionis-hotel/

Irwansyah Putra, diduga kader Partai Demokrat Kota Cilegon yang menjabat sebagai Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) Kec. Pulo Merak, melakukan kekerasan terhadap seorang resepsionis hotel berinisial SA dengan mencium dan menggigit bibir SA hingga terluka. Sebelumnya, pelaku terlebih dulu menjambak rambut SA. Atas perbuatannya, Irwansyah Putra terancam dijerat pasal 289 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang perbuatan asusila dengan ancaman hukuman 9 tahun penjara.

SBY dan Putin dari Sisi Lain http://m.kompasiana.com/post/sosok/2013/03/08/sby-dan-putin-dari-sisi-lain/

Salah satu sisi lain SBY dan Putin yakni saat melakukan kunjungan kenegaraan. SBY selalu beserta sang Istri Ani Yudhoyono, namun lain hal dengan Putin yang hampir tak melibatkan istrinya dalam kunjungan kenegaraan. Bahkan, orang hampir tak mengenal siapa istri Putin. Perbedaan lainnya? Silakan lahap tulisannya.

Kejujuran Pedagang di China yang Membuatnya Sukses Berbisnis http://m.kompasiana.com/post/wirausaha/2013/03/06/kejujuran-pedagang-di-china-yang-membuatnya-sukses-berbisnis/

Seorang ibu penjual baju mengembalikan uang milik Syasya yang sebelumnya membeli dua potong baju di tokonya dengan harga awal 100 Yuan. Kejadian bermula saat Syasya mengeluarkan uang 200 Yuan untuk membayar dua potong pakaian yang sama dengan ukuran yang berbeda, kemudian pergi dari toko. Namun tak lama, dengan terengah si ibu pemilik toko mendekati Syasya dan memberikan hak kembalian baju yang memang didiskon. Ia menjelaskan khilafnya saat tadi lupa memberi kembalian saat transaksi pembelian tadi.

Mahalnya Sewa Apartemen di China, Orang Pilih Sewa Kontener Saja http://m.kompasiana.com/post/unik/2013/03/08/mahalnya-sewa-apartemen-di-china-orang-pilih-sewa-kontener-saja/

Sebagian orang di Cina rela menyewa kontener sebagai tempat tinggal dikarenakan tingginya biaya sewa apartemen. Untuk biaya sewa perbulannya, mereka bisa membayar 500 yuan, yang penting bisa untuk berteduh dan menghangatkan tubuh dikala musim dingin, walaupun masaknya harus diluar.

Sampah: Apa yang Bisa Dicontoh Jakarta dari Taipei http://m.kompasiana.com/post/polusi/2013/03/08/sampah-apa-yang-bisa-dicontoh-jakarta-dari-taipei/

Sepanjang tahun 2000-2010, jumlah sampah yang dihasilkan Taiwan turun dari 8.7 juta ton menjadi 7.95 juta ton, meski dalam jangka waktu yang sama GDP mereka naik 47%. Di Taipei, pemerintah membuat kebijakan waste-charging (yang membuang sampah yang membayar). Hal ini dilakukan dengan pembelian kantung sampah khusus dari pemerintah, dan akan diangkut petugas khusus pemerintah. tak menggunakan kantung sampah pemerintah, maka sampahnya tak akan diangkut. Bagaimana dengan Jakarta?

Aplikasi yang Berawal dari Kisah Penculikan http://m.kompasiana.com/post/urban/2013/03/08/aplikasi-yang-berawal-dari-kisah-penculikan/

Chin Xin-Ci membuat aplikasi bernama “Watch Over Me“. Aplikasi ini mengizinkan pengguna untuk mengatur suatu jangka waktu, di mana jika jangka waktu tersebut telah habis tanpa diperpanjang atau dimatikan oleh pengguna, sebuah pesan akan dikirimkan ke nomor kontak darurat yang telah disimpan sebelumnya (baik itu orang tua, saudara atau teman). Bukan hanya pesan, tapi koordinasi GPS pengguna saat itu pun akan dikirim kepada nomor kontak darurat.

Wanita Melek Teknologi http://m.kompasiana.com/post/gadget/2013/03/08/wanita-dan-preferensi-teknologi/

Saat ini, di banyak negara, preferensi teknologi wanita boleh dianggap sama menantangnya dengan preferensi pria. Wanita masa kini menjadikan “melek tekno” sebagai termin penting dalam pergaulan, pengembangan diri dan produktivitas kerja. Bahkan, apa yang dibutuhkan wanita (dengan aneka warnanya itu) suatu saat akan memunculkan lebih banyak alat daripada “mainan” pria.

Presiden Hugo Chavez Meninggal Dunia, Rakyat Venezuela Berduka! http://m.kompasiana.com/post/luar-negeri/2013/03/06/presiden-hugo-chavev-meninggal-duniarakyat-venezuela-berduka-/

Setelah dirawat  sekitar setahun karena menderita penyakit kanker, serta beberapa kali menjalani operasi di Kuba, akhirnya Selasa malam, 5 Februari 2013,  Presiden Hugo Chavez menghembuskan nafasnya terakhir. Meninggalnya sang Presiden pro rakyat ini, menyisakan duka mendalam bagi rakyat Venezuela.

Hati-hati Mengirim Pos ke Belgia http://m.kompasiana.com/post/catatan/2013/03/05/hati-hati-mengirim-pos-ke-belgia/

Mengirim paket ke Belgia, sebaiknya diteliti sebelum mengirim. hal yang mesti diperhatikan yaitu eksak, persis, tepat, sama ejaan dan lengkap menuliskan alamat pos yang dituju. Kalau salah sedikit, barang tersebut akan dikembalikan lagi ke pengirim.

Jangan Bakar atau Siram Istri dengan Air Raksa http://m.kompasiana.com/post/catatan/2013/03/10/jangan-bakar-atau-siram-istri-dengan-air-raksa/

Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) masih saja terjadi. Tak hanya di Indonesia, di luar negeri pun hal serupa masih serign terjadi. Untuk mencegah KDRT, Jerman memutar film bertemakan KDRT dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional, sekaligus mengingatkan pada kelompok keluarga agar hidup rukun. Bagaimana dengan Indonesia?

Etika Ketika Boarding Pesawat http://m.kompasiana.com/post/sosbud/2013/03/09/etika-ketika-akan-naik-pesawat/

Pelayanan maskapai di Indonesia dirasa kurang maksimal dan minus etika. Hal ini digambarkan dengan tradisi boarding pesawat yang belum disiplin dan teratur. Banyak penumpang, berdesakan masuk dan tak mendahulukan penyandang disable dan penumpang yang membawa anak. Berdasarkan pengalaman Septin, hal ini dinilai jauh berbeda dengan pelayanan maskapai luar negeri.

Mengintip Bisnis Prostitusi di Bangkok dan Chiang Rai
http://m.kompasiana.com/post/jalan-jalan/2013/03/09/mengintip-bisnis-prostitusi-di-bangkok-dan-chiang-rai/

Tak ubahnya Bangkok, di provinsi ini juga bertebaran bilik yang menawarkan jasa pijat. Lagi-lagi, pijat putih maupun pijat hitam. Saya pun setengah bingung dan tak percaya, bisnis prostitusi berkedok massage seolah begitu legal di Thailand.

Bahasa Sinetron yang Mengejutkan http://m.kompasiana.com/post/televisi/2013/03/10/sinetron-program-andalan-yang-minus-kualitas/

“Sini kalo berani, setan lo”, “Sana pergi lo, jangan kemari-kemari lagi, gue gampar lo”, P.A (bodoh) lo, goblok lo semua”, “mantu sama mertua sama aja, sableng lo, gue tampar-tamparin lo semua”. Percakapan atau dialog dalam salah satu sinetron ini, dinilai tak mencerminkan adat keindonesiaan yang sopan santun. Akankah industri sinetron dengan trade mark seperti ini dibiarkan oleh Lembaga Sensor Film?

Sejumlah tulisan di atas menjadi sajian Kilas Kompasiana pertengahan Maret ini, guna mengingatkan kembali isu-isu penting yang mungkin saja mulai luput dari perhatian media. Sebagai jurnalis warga yang berpotensi mewakili suara rakyat di lingkungan sekitar, setidaknya dapat andil mengawal isu-isu tersebut agar tak luput dari perhatian publik dan penuntasannya. Banyak kasus besar negeri ini, lamat-lamat mulai luput dari kawalan media dan masyarakat. Kalau bukan kita yang mengingatkan, siapa lagi? (SR)

http://m.kompasiana.com/post/blog/2013/03/14/kilas-kompasiana-pudarnya-pesona-politis-jokowi-hingga-seteru-tni-polri/

Kilas Kompasiana: Pudarnya Pesona Politis Jokowi hingga Seteru TNI-Polri

Oleh: Kompasiana | 14 March 2013 | 02:36 WIB

Back to posts
This post has no comments - be the first one!

UNDER MAINTENANCE

Tinggalkan Pesan Chat
Chat-icon 1







Online saat ini : 1 orang, hari ini: 141 orang, minggu ini: 584 orang, bulan ini: 7703 orang, total semuanya: 366066 orang
, United StatesUnited States,claudebot

Pair of Vintage Old School Fru