Pagi hari di pinggir kali di sebuah desa yang berhawa sejuk dua putri yaitu Bawang Merah (BM) dan adiknya Bawang Putih (BP)sedang mencuci baju.
BP : Hmmm sekarang nilaiku lebih tinggi darimu mbakyu..(menghentikan kegiatan mencucinya)
BM : Halah..paling sesaat (nada iri). (seperti tersihir oleh adiknya, diapun berhenti mencuci)
BP : Jangan iri gitu to mbakyu, terbukti sudah beberapa waktu, masih menjulang tinggi hargaku, melewati ayam dan mungkin sapi (agak meninggikan suara saat menyebut ayam dan sapi)
BM : Cuma sesaat, tuh tadi pagi di berita, bapak-bapak pejabat apa aku nggak ngerti akan mengimpor bawang putih bule.
BP : mosok iyo to mbakyu ?(terkejut)
BM : Makanya jangan sombong, kelangkaan kamu bawang putih itu mungkin karena sengaja agar bapak-bapak itu bisa mengimpor yang bule dan keuntungan ada pada mereka sekaligus bisa menyelipkan beberapa lembar di rekeningnya.
BP : Korupsi maksudmu mbakyu ?. Jangan berprasangka buruk mbakyu.
BM : Yo’i (genit karena merasa menang) kan lucu wong negeri ini lahan pertanian besar, petaninya banyak kok bisa kekurangan bawang putih. Aku nggak berprasangka buruk, hanya mereka-reka saja, toh di negara antah berantah ini sudah banyak banget kasus korupsi.
BP : Mirip kasus sapi di negeri tetangga Endonesiah gitu po mbakyu ? (ingin tahu)
BM : Maybe yes, maybe no (lagaknya kayak di iklan TV)
BP : Wah aku kudu siap-siap bertarung dengan bawang putih bule nih (usap-usap wajah)
BM : Makanya jangan sombong,bentar lagi juga turun hargamu (tertawa). dah sekarang dah mulai siang, kita selesaikan mencucinya, nanti simbok marah-marah.
Bawang Merah dan Bawang Putihpun lalu melanjutkan mencuci baju mereka.
***********
http://m.kompasiana.com/post/cermin/2013/03/13/percakapan-bawang-merah-dan-bawang-putih/
Percakapan Bawang Merah dan Bawang Putih
Oleh: Selsa | 13 March 2013 | 11:31 WIB