HomeBlog Okta AdityaAbout me
Jumlah pengunjung total blog :366195

Mobile wap creator270Unknown
My Acount Facebook

My Acount Twitter

Follow @AdityaEmail_


International News Latest


Google News

Source: Google news


Top News CNN

Source: CNN



BLOG NYA OKTA ADITYA

Teraktual, Menarik, Bermanfaat, dan Terinspirasi dalam mengabarkan segala opini, ide, gagasan maupun berbagai macam pengalaman dari berbagai kalangan. Blog yang terpercaya rekomendasi Google.


Semula saya membuat blog ini dari awalnya hanya ingin menulis tentang pengalaman, pandangan, opini dan gagasan saya pribadi.

Lantas, setelah saya sering membaca berbagai opini dan gagasan para penulis lainya yang sangat inspiratif dan sangat bermanfaat, saya tergerak untuk mengeshare di blog saya, bertujuan agar sebagai catatan berguna suatu saat untuk saya sendiri dan semoga bermanfaat juga bagi siapa yang berkunjung di blog saya ini.

Semua konten rata-rata berasal dari situs http://kompasiana.com konten tulisan yang asli dan unik dari para member kompasiana, Kompasiana menyediakan sebuah wadah yang memungkin setiap pengguna Internet membuat konten berita, opini dan fiksi untuk dinikmati oleh para pengguna Internet lainnya.

Walhasil, sekitar 800 konten dalam bentuk tulisan dan foto mengalir di Kompasiana. Konten-konten yang dibuat warga juga cenderung mengikuti arus positif dan bermanfaat karena Kompasiana akan memoderasi konten-konten negatif selama 24 jam.

Nah, dari berbagai tulisan itulah saya menyaring beberapa tulisan yang saya kira wajib untuk saya simpan sendiri, sudah barang tentu tulisan yang aktual, inspiratif bermanfaat dan menarik.

Sebagai sebuah media, Kompasiana cukup unik. Karena dari sisi konten, media berslogan “sharing connecting” ini mengelola konten-konten di dalamnya layaknya sebuah media berita yang selama ini hanya diisi oleh wartawan dan editor media massa. Tapi dari sisi User Interface maupun User Experience, Kompasiana merupakan media sosial yang menyajikan dua fitur utama sekaligus, yaitu fitur blog (social blog) dan fitur pertemanan (social networking).

Itulah yang membuat Kompasiana melejit cepat menjadi website besar hanya dalam kurun waktu empat tahun. Bila sekarang Anda mengecek posisi Kompasiana di pemeringkat website Alexa.com, Anda akan melihat peringkatnya berada di posisi 30 (pernah berada di posisi 29, kadang turun ke posisi 32) di antara website-website yang diakses di Indonesia.

Di kategori website media sosial, Kompasiana berada di posisi ke-8 setelah Facebook (1), Blogspot.com (4), YouTube (5), Wordpress (7), Kaskus (9), Blogger.com (11) dan Twitter (12). Sedangkan di kategori website berita dan informasi, media warga ini berada di posisi ke-4 setelah Detik.com (8), Kompas.com (12) dan Viva.co.id (19). Posisi ini cukup kuat, karena di bawah Kompasiana masih ada Okezone.com (33), Kapanlagi.com (35), Tribunnews.com (40), Tempo.co (47), dan media massa besar lainnya.

Ke depan, dengan semakin besarnya euporia masyarakat Indonesia dalam menggunakan internet dan media sosial, serta semakin besarnya pengakses internet lewat ponsel, Kompasiana mendapat tantangan besar untuk terus meningkatkan kinerjanya. Tantangan itu hanya bisa dijawab dengan menghadirkan enjin yang lebih stabil, lebih andal, lebih nyaman, lebih terbuka dan lebih sosial. Juga harus dihadapi dengan kesiapan insfrastruktur yang lebih besar dan kuat. Dan itulah yang sedang berlangsung di dapur Kompasiana jdi awal 2013.



Bagi yang suka ide gagasan, alasan, ulasan dan opini yang dekstruktif, dijamin tidak akan kecewa membaca tulisan kompasianer yang saya share di balik konten saya dibawah ini,

Selamat membaca, Semoga bermanfaat walau tidak sependapat,
Konten dan artikel selengkapnya klik tautan ini.,
Artikel dan Konten Blog :

Pemulung Paling Inspiratif

Biasanya, kalau ada pemulung ganteng, pastinya hanya ada di sinetron-sinetron Indonesia yang terkadang suka ga nyambung antara penokohan dan peran. Di benak kita, seakan sudah tertanam bahwa yang namanya pemulung itu ya kotor, dekil, gak terawat, dan bisa dibilang memiliki tampang yang biasa-biasa saja. Tapi tentu saja, cakep atau tidaknya wajah seseorang itu sangat relatif. Masalah selera saja.

Tapi ternyata, pemulung ganteng itu benar ada. Fakta. Bukan hanya sekedar kisah sinetron besutan clan Punjabi. Namanya Wahyudin, biasa dipanggil Wahyu. Dia sendiri pun tidak pernah merasa dirinya ganteng, tapi memang banyak orang yang melihatnya akan bilang dia ganteng! Nah, karena profesinya yang tidak lazim buat cowok ganteng kayak dia, maka muncullah sebutan “si pemulung ganteng!

Mungkin karena kelangkaannya itu juga, [baca: pemulung ganteng], dua hari berturut-turut ini, sosok Wahyu hadir di televisi. Yang pertama muncul kemarin di Hitam Putih dan hari ini diundang di Show Imah, keduanya merupakan program favorit Trans 7.

Wahyudin memang seorang pemulung. Tapi ia juga seorang mahasiswa. Kecerdasan dan kepercayaan dirinya sangat jelas terlihat di setiap ia merespon pertanyaan yang diajukan host. Dengan banyak mimpi di hidupnya, ia mampu menjadi sosok yang berani, percaya diri dan tidak menyerah pada kehidupan. Memulung sejak usia SD, banyak sudah rasa, kisah dan pengalaman yang ia dapatkan. Benarkah Wahyu tidak pernah merasa malu atau minder dengan aktifitasnya itu? Tidak juga. Sempat satu waktu ia menitikkan air mata ketika melihat seorang pelajar yang diantar oleh mobil jemputan ke rumahnya, sementara ia sedang mengais-ngais sampah di tempat sampahnya. Merasakan nasib yang sangat jauh berbeda dengan anak tersebut.

Namun, tentu kesedihan itu tak pernah ia pupuk. Pada akhirnya ia bisa bersyukur dengan keadaannya saat ini dimana ia diberikan kesempatan untuk menjalani hidup yang keras dan menjadikannya sosok yang kuat, tegar dan percaya diri.

Keinginan belajarnya juga tak pernah putus. Bagaimana ia memiliki uang untuk kuliah? Sebenarnya ia tidak memilikinya, bahkan ia hanya bisa menargetkan untuk bisa kuliah tahun 2013 ini. Namun, siapa sangka justru di tahun inilah ia akan segera menyelesaikan kuliahnya. Hal itu berawal ketika ia tidak sekolah dan hanya beraktifitas memulung saja. Berasa jadi orang bodoh tanpa berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, akhirnya ia berniat untuk menyantuni anak anak yatim di sekitar komplek rumahnya.

Mulailah ia mendata semua anak yatim. Setelah berhasil mendapatkan datanya, ia pun mulai mencanangkan program santunannya. Ia meminta sang ibu yang berjualan gorengan, untuk memperbanyak stok jualannya. Gorengan yang biasanya dijual seharga 500 rupiah per potong, kini ia naikkan menjadi 750 rupiah, dengan alokasi dana 250 rupiah untuk disumbangkan ke anak yatim. Ternyata aksinya ini banyak mendapatkan orang-orang di sekitar kompleknya. Tak sedikit yang membeli 3 potong dan membayar 20 ribu rupiah tanpa dikembalikan sisanya.

Akhirnya, target 7 juta untuk santunan, rencana setiap anak yatim bisa mendapat 50 ribu rupiah, melonjak menjadi hampir 3 kali lipatnya! Ia pun menambahkan jumlah santunan per anaknya menjadi 100 ribu rupiah. Maka, niat yang tulus akan berbuah besar. Maksud hati ingin membantu anak yatim, ternyata memberikan berkah tidak hanya untuk anak yatim tersebut, tetapi juga untuk dirinya sendiri. Ada pihak yang tertarik dengan sepak terjangnya dan menawarkan untuk membantu biaya kuliahnya. Bak mendapat durian runtuh, Wahyu pun segera mendaftar kuliah yang sudah tutup pendaftarannya. Ia pun memaksa petugas registrasi untuk memberikan kesempatan padanya dengan terus berucap bahwa ia seorang pemulung yang ingin kuliah.

Ternyata cita-cita Wahyu tidak hanya sampai disitu saja. Ia berniat melanjutkan kuliahnya ke jenjang S2 dengan konsentrasi di Pajak. Apa yang telah berhasil dilakukan oleh seorang pemulung seperti Wahyu ini tidak terlepas dari niat dan tekad yang kuat serta kerja  keras. Ia terbiasa mencatatkan apa yang ingin ia capai dan berapa dana yang dibutuhkan. Sehingga ia bisa menyisihkan sebagai uangnya untuk mencapai tujuannya tersebut.

Kebiasaannya ini berawal ketika ia berhasil membelikan ibunya sebuah televisi dari hasil tabungannya. Harga TV saat itu berkisar 1 juta rupiah. Maka ia butuh 3000 rupiah per harinya untuk bisa terkumpul uang sebanyak 1 juta itu selama kurun waktu 1 tahun. Tentu hal ini sangat membanggakan bagi seorang anak SMP saat itu, apalagi uangnya didapat dari kerja kerasnya memulung.

Tentu kisah ini bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang yang semoga saja bisa mengikuti jejak langkah kesuksesan yang diperoleh oleh seorang pemulung seperti Wahyu. Pemulung ganteng yang juga bekerja sebagai penyiar radio muslim dan mengajarkan anak-anak berbahasa Inggris!

Sahabat muda, apa yang sudah bisa anda berikan kepada sesama?

http://m.kompasiana.com/post/sosok/2013/03/11/wahyudin-si-pemulung-ganteng/

Wahyudin, Si Pemulung Ganteng

Oleh: Nunung Nuraida | 11 March 2013 | 21:37 WIB

Back to posts
This post has no comments - be the first one!

UNDER MAINTENANCE

Tinggalkan Pesan Chat
Chat-icon 1







Online saat ini : 1 orang, hari ini: 270 orang, minggu ini: 713 orang, bulan ini: 7832 orang, total semuanya: 366195 orang
, ,claudebot

Ring ring