Insane
HomeBlog Okta AdityaAbout me
Jumlah pengunjung total blog :761617
United StatesUnited States
Visual mobile site building tool105Mozilla
My Acount Facebook

My Acount Twitter

Follow @AdityaEmail_


International News Latest


Google News

Source: Google news


Top News CNN

Source: CNN



BLOG NYA OKTA ADITYA

Teraktual, Menarik, Bermanfaat, dan Terinspirasi dalam mengabarkan segala opini, ide, gagasan maupun berbagai macam pengalaman dari berbagai kalangan. Blog yang terpercaya rekomendasi Google.


Semula saya membuat blog ini dari awalnya hanya ingin menulis tentang pengalaman, pandangan, opini dan gagasan saya pribadi.

Lantas, setelah saya sering membaca berbagai opini dan gagasan para penulis lainya yang sangat inspiratif dan sangat bermanfaat, saya tergerak untuk mengeshare di blog saya, bertujuan agar sebagai catatan berguna suatu saat untuk saya sendiri dan semoga bermanfaat juga bagi siapa yang berkunjung di blog saya ini.

Semua konten rata-rata berasal dari situs http://kompasiana.com konten tulisan yang asli dan unik dari para member kompasiana, Kompasiana menyediakan sebuah wadah yang memungkin setiap pengguna Internet membuat konten berita, opini dan fiksi untuk dinikmati oleh para pengguna Internet lainnya.

Walhasil, sekitar 800 konten dalam bentuk tulisan dan foto mengalir di Kompasiana. Konten-konten yang dibuat warga juga cenderung mengikuti arus positif dan bermanfaat karena Kompasiana akan memoderasi konten-konten negatif selama 24 jam.

Nah, dari berbagai tulisan itulah saya menyaring beberapa tulisan yang saya kira wajib untuk saya simpan sendiri, sudah barang tentu tulisan yang aktual, inspiratif bermanfaat dan menarik.

Sebagai sebuah media, Kompasiana cukup unik. Karena dari sisi konten, media berslogan “sharing connecting” ini mengelola konten-konten di dalamnya layaknya sebuah media berita yang selama ini hanya diisi oleh wartawan dan editor media massa. Tapi dari sisi User Interface maupun User Experience, Kompasiana merupakan media sosial yang menyajikan dua fitur utama sekaligus, yaitu fitur blog (social blog) dan fitur pertemanan (social networking).

Itulah yang membuat Kompasiana melejit cepat menjadi website besar hanya dalam kurun waktu empat tahun. Bila sekarang Anda mengecek posisi Kompasiana di pemeringkat website Alexa.com, Anda akan melihat peringkatnya berada di posisi 30 (pernah berada di posisi 29, kadang turun ke posisi 32) di antara website-website yang diakses di Indonesia.

Di kategori website media sosial, Kompasiana berada di posisi ke-8 setelah Facebook (1), Blogspot.com (4), YouTube (5), Wordpress (7), Kaskus (9), Blogger.com (11) dan Twitter (12). Sedangkan di kategori website berita dan informasi, media warga ini berada di posisi ke-4 setelah Detik.com (8), Kompas.com (12) dan Viva.co.id (19). Posisi ini cukup kuat, karena di bawah Kompasiana masih ada Okezone.com (33), Kapanlagi.com (35), Tribunnews.com (40), Tempo.co (47), dan media massa besar lainnya.

Ke depan, dengan semakin besarnya euporia masyarakat Indonesia dalam menggunakan internet dan media sosial, serta semakin besarnya pengakses internet lewat ponsel, Kompasiana mendapat tantangan besar untuk terus meningkatkan kinerjanya. Tantangan itu hanya bisa dijawab dengan menghadirkan enjin yang lebih stabil, lebih andal, lebih nyaman, lebih terbuka dan lebih sosial. Juga harus dihadapi dengan kesiapan insfrastruktur yang lebih besar dan kuat. Dan itulah yang sedang berlangsung di dapur Kompasiana jdi awal 2013.



Bagi yang suka ide gagasan, alasan, ulasan dan opini yang dekstruktif, dijamin tidak akan kecewa membaca tulisan kompasianer yang saya share di balik konten saya dibawah ini,

Selamat membaca, Semoga bermanfaat walau tidak sependapat,
Konten dan artikel selengkapnya klik tautan ini.,
Artikel dan Konten Blog :

Tags: Menarik, Opini

Nilai Harga Diri

Sebuah pertanyaan diajukan oleh anak dari Aji Prasetyo, komikus Hidup Ini Indah.
‘Pak, berapa sih harganya harga diri?’
‘Loh, ndak ada, harga diri itu tidak dinilai dengan uang.’
‘Tapi Pak,  kok pakai kata HARGA sih ? Kan semua yang ada harganya memang untuk DIJUAL?’

Dialognya sampai situ saja, tapi saya jadi kepikiran. Dengan gaya bepikirnya yang sederhana, ternyata memaksa saya untuk menyelami, apa sih harga diri itu?

Menurut Stuart dan Sundeen pada buku Principles and Practice of Psychiaric Nursing,  harga diri adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai, dengan menganalisis seberapa jauh perilakunya dapat mencapai kriteria ideal dirinya. Dapat diartikan pula bahwa harga diri menggambarkan sejauh mana seseorang menilai  dirinya sebagai orang yang memiliki kemampuan, keberartian, keberhargaan, dan kompeten.

Mungkin itu sebabnya disebut HARGA ya, karena ada PENILAIAN yang dilakukan terhadap diri sendiri.

Lalu, apa bedanya harga diri tinggi dan harga diri rendah?

Harga diri tinggi menyebabkan seseorang berpikiran positif, percaya diri, produktivitas tinggi, dan luwes dalam bergaul. Sebaliknya, harga diri yang rendah menyebabkan seseorang bersifat sangat sensitif, minder sehingga kaku dalam bergaul, yang akhirnya mengganggu produktivitas kerjanya. Harga diri rendah juga menyebabkan ia berpikir mengenai posisi nilai tawarnya yang rendah (bargaining power), sehingga apapun menjadi tawaran yang menarik baginya.

Kembali ke pertanyaan ‘berapa harga diri dijual?’

Saya rasa harga diri akan berkorelasi dengan prinsip hidup. Sehingga untuk memudahkan menjawab pertanyaan tersebut, pertanyaannya saya ubah menjadi,

‘dengan harga berapa prinsip hidup bisa terjual?’.

Prinsip hidup sendiri saya bayangkan berhubungan dengan nilai-nilai yang kita anut, baik sebagai pribadi, sebagai bagian dari masyarakat dan sebagai umatNya.

Jadi ketika saya memutuskan menjual harga diri dengan menerima uang damai, uang suap, uang sogokan, uang haram atau apalah namanya, ya segitulah harga diri saya. Atau ketika saya bersedia menukar cinta saya demi om-om kaya yang membujuk saya jadi entah-istri-keberapanya, menulis sesuatu yang bertentangan dengan hati nurani demi sebuah imbalan, atau mengorbankan anak buah demi sebuah jabatan, ya di sanalah harga diri saya berada.

Saya jadi ingin mengaitkan harga diri dengan nurani. Nurani yang akan mempertahankan harga diri saat jiwa dan raga ditawari sesuatu yang menggoda. Nurani tak bisa dipengaruhi oleh godaan, nurani hanya bisa dibekap, diperkosa haknya untuk tidak bicara.

Yang saya tahu, harga diri mungkin tak bisa menjamin hidup saya bakal berkecukupan, harga diri tak bisa membuat saya mencapai posisi tertinggi, harga diri tak bisa membuat saya disukai semua orang. Namun harga diri akan menjaga kepala saya tetap tegak, bahkan saat ditimpa persoalan.

Kembali ke pertanyaan semula ‘dijual berapa harga diri saya?’

Priceless.

Tulips in the Snow (pinterest.com)

Back to posts
Comments:
[2016-09-25 08:00] laneresa :

Bagus, jadi ingat masa lalu bacanya


UNDER MAINTENANCE

Tinggalkan Pesan Chat
Chat-icon 1







Online saat ini : 1 orang, hari ini: 105 orang, minggu ini: 3658 orang, bulan ini: 105 orang, total semuanya: 761617 orang
, United StatesUnited States,Mozilla/5.0 AppleWebKit/537.36 (KHTML, like Gecko; compatible; ClaudeBot/1.0; +claudebot@anthropic.com)