XtGem Forum catalog
HomeBlog Okta AdityaAbout me
Jumlah pengunjung total blog :771085

Build your mobile website676Mozilla
My Acount Facebook

My Acount Twitter

Follow @AdityaEmail_


International News Latest


Google News

Source: Google news


Top News CNN

Source: CNN



BLOG NYA OKTA ADITYA

Teraktual, Menarik, Bermanfaat, dan Terinspirasi dalam mengabarkan segala opini, ide, gagasan maupun berbagai macam pengalaman dari berbagai kalangan. Blog yang terpercaya rekomendasi Google.


Semula saya membuat blog ini dari awalnya hanya ingin menulis tentang pengalaman, pandangan, opini dan gagasan saya pribadi.

Lantas, setelah saya sering membaca berbagai opini dan gagasan para penulis lainya yang sangat inspiratif dan sangat bermanfaat, saya tergerak untuk mengeshare di blog saya, bertujuan agar sebagai catatan berguna suatu saat untuk saya sendiri dan semoga bermanfaat juga bagi siapa yang berkunjung di blog saya ini.

Semua konten rata-rata berasal dari situs http://kompasiana.com konten tulisan yang asli dan unik dari para member kompasiana, Kompasiana menyediakan sebuah wadah yang memungkin setiap pengguna Internet membuat konten berita, opini dan fiksi untuk dinikmati oleh para pengguna Internet lainnya.

Walhasil, sekitar 800 konten dalam bentuk tulisan dan foto mengalir di Kompasiana. Konten-konten yang dibuat warga juga cenderung mengikuti arus positif dan bermanfaat karena Kompasiana akan memoderasi konten-konten negatif selama 24 jam.

Nah, dari berbagai tulisan itulah saya menyaring beberapa tulisan yang saya kira wajib untuk saya simpan sendiri, sudah barang tentu tulisan yang aktual, inspiratif bermanfaat dan menarik.

Sebagai sebuah media, Kompasiana cukup unik. Karena dari sisi konten, media berslogan “sharing connecting” ini mengelola konten-konten di dalamnya layaknya sebuah media berita yang selama ini hanya diisi oleh wartawan dan editor media massa. Tapi dari sisi User Interface maupun User Experience, Kompasiana merupakan media sosial yang menyajikan dua fitur utama sekaligus, yaitu fitur blog (social blog) dan fitur pertemanan (social networking).

Itulah yang membuat Kompasiana melejit cepat menjadi website besar hanya dalam kurun waktu empat tahun. Bila sekarang Anda mengecek posisi Kompasiana di pemeringkat website Alexa.com, Anda akan melihat peringkatnya berada di posisi 30 (pernah berada di posisi 29, kadang turun ke posisi 32) di antara website-website yang diakses di Indonesia.

Di kategori website media sosial, Kompasiana berada di posisi ke-8 setelah Facebook (1), Blogspot.com (4), YouTube (5), Wordpress (7), Kaskus (9), Blogger.com (11) dan Twitter (12). Sedangkan di kategori website berita dan informasi, media warga ini berada di posisi ke-4 setelah Detik.com (8), Kompas.com (12) dan Viva.co.id (19). Posisi ini cukup kuat, karena di bawah Kompasiana masih ada Okezone.com (33), Kapanlagi.com (35), Tribunnews.com (40), Tempo.co (47), dan media massa besar lainnya.

Ke depan, dengan semakin besarnya euporia masyarakat Indonesia dalam menggunakan internet dan media sosial, serta semakin besarnya pengakses internet lewat ponsel, Kompasiana mendapat tantangan besar untuk terus meningkatkan kinerjanya. Tantangan itu hanya bisa dijawab dengan menghadirkan enjin yang lebih stabil, lebih andal, lebih nyaman, lebih terbuka dan lebih sosial. Juga harus dihadapi dengan kesiapan insfrastruktur yang lebih besar dan kuat. Dan itulah yang sedang berlangsung di dapur Kompasiana jdi awal 2013.



Bagi yang suka ide gagasan, alasan, ulasan dan opini yang dekstruktif, dijamin tidak akan kecewa membaca tulisan kompasianer yang saya share di balik konten saya dibawah ini,

Selamat membaca, Semoga bermanfaat walau tidak sependapat,
Konten dan artikel selengkapnya klik tautan ini.,
Artikel dan Konten Blog :

Bisnis Rumah Sakit Swasta

Annisa Azward (20) dikabarkan telah meninggal setelah terjun dari angkot (6/2/2013), keluarga menduga Annisa takut akan menjadi korban penculikan angkot. Annisa kemudian dibawa ke RS Pluit kemudian dipindah ke RS Koja.

Kronologi kejadian telah diberitakan berbagai media, baik cetak maupun elektronik, termasuk anggapan miring masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit (Pluit) yang diduga menolak pasien karena  ketiadaan biaya untuk tindakan lebih lanjut.

Secara intuisi bisnis, pendirian rumah sakit swasta di Indonesia memang cukup menggiurkan, (tetapi cukuplah para ahli bisnis yang menguraikan matematika bisnisnya). Bagaimana tidak? Dalam hal negosiasi bisnis umum, terdapat mekanisme transaksi bertingkat yang dipahami oleh konsumen umum: Bagaimana keadaaan barang/jasa yang ditawarkan (spesifikasi/kualitas/komparasi dengan merk lain dlsb), kemudian meningkat  menjadi tawar-menawar harga kemudian sepakat dengan harga dan spesifikasi barang/jasa yang ditawarkan. Tidak demikian dengan bisnis rumah sakit, jika menghadapi kasus emerjensi transaksi bertingkat seakan menjadi tidak berlaku, mengingat pengambilan keputusan yang harus cepat (life-saving action).

Rumah sakit swasta di Indonesia memiliki peranan yang penting dalam mendukung upaya pemerintah dalam menjaga kesehatan masyarakat. Perannya sebagai partner pemerintah memiliki arti yang sangat penting dalam hal: 1. adanya pembagian peran dan tanggungjawab, 2. konsekuensi pembagian fungsi sosial dan bisnis.

Bagaimana dengan pembagian peran dan tanggungjawab pelayanan RS antara swasta dan pemerintah? Peran dan tanggung jawab RS sebagai pelayanan kesehatan baik swasta dan pemerintah sebenarnya memiliki beban yang sama, hanya dibatasi dengan kelengkapan fasilitas dan tenaga ahlinya. Demikian juga dalam hal pelayanan tindakan yang bersifat life-saving , peran RS swasta dan pemerintah sama, wajib menjaga pasien tetap hidup tanpa melihat latar sosialnya (fungsi sosial). Logikanya, dalam pelayanan kesehatan sudah menjadi tanggung jawab pemerintah membuat sistem pembiayaan pelayanan kesehatan yang dapat diakses oleh swasta selaku partner pemerintah, sehingga swasta dapat menjalankan fungsi sosialnya dengan optimal. Hal ini lah yang masih belum berjalan dengan baik.

Sebagai contoh,  Belanda dan Swedia  hampir tidak ada perbedaan pelayanan antara RS Swasta dan Pemerintah. Integrasi pembiayaan pelayanan kesehatan dengan asuransi (semua warga negara memiliki asuransi) wajib maupun sosial, membuat warga negara aman dan nyaman. Disisi lain, dengan adanya asuransi, RS sebagai penyelenggara layanan tidak dapat semena-mena menentukan tarif pelayanan, tidak mematok ‘uang pangkal’, tidak dapat ‘main mata’ dengan perusahaan farmasi. Pemerintah juga menjamin mekanisme klaim pembayaran asuransi sesuai waktu yang disepakati.

Pengembangan sistem jaminan sosial yang masih digodog, sampai saat ini belum terealisasi. Kita harus iri dengan presiden Obama yang menunda kunjungan keluar negeri karena fokus pada proses legislasi UU Kesehatan AS. Dan kita tampaknya harus menunggu lebih lama lagi, karena gegap gempita Pemilu negeri ini seakan membuat roda pembangunan terhenti sesaat. Semoga sistem jaminan sosial akan segera terwujud, sehingga kita tidak perlu menyimak lagi berita nyawa anak bangsa terbuang sia-sia hanya karena kita belum memformulasikan sistem pembiayaan kesehatan yang baik.

http://m.kompasiana.com/post/sosbud/2013/02/12/rumah-sakit-swasta-antara-fungsi-sosial-dan-bisnis/

Rumah Sakit Swasta: Antara Fungsi Sosial dan Bisnis

Oleh: Ehwardoyo | 12 February 2013 | 12:38 WIB

Back to posts
This post has no comments - be the first one!

UNDER MAINTENANCE

Tinggalkan Pesan Chat
Chat-icon 1







Online saat ini : 1 orang, hari ini: 676 orang, minggu ini: 5036 orang, bulan ini: 9573 orang, total semuanya: 771085 orang
, ,Mozilla/5.0 AppleWebKit/537.36 (KHTML, like Gecko; compatible; ClaudeBot/1.0; +claudebot@anthropic.com)