HomeBlog Okta AdityaAbout me
Jumlah pengunjung total blog :771079

Mobile blogging service670Mozilla
My Acount Facebook

My Acount Twitter

Follow @AdityaEmail_


International News Latest


Google News

Source: Google news


Top News CNN

Source: CNN



BLOG NYA OKTA ADITYA

Teraktual, Menarik, Bermanfaat, dan Terinspirasi dalam mengabarkan segala opini, ide, gagasan maupun berbagai macam pengalaman dari berbagai kalangan. Blog yang terpercaya rekomendasi Google.


Semula saya membuat blog ini dari awalnya hanya ingin menulis tentang pengalaman, pandangan, opini dan gagasan saya pribadi.

Lantas, setelah saya sering membaca berbagai opini dan gagasan para penulis lainya yang sangat inspiratif dan sangat bermanfaat, saya tergerak untuk mengeshare di blog saya, bertujuan agar sebagai catatan berguna suatu saat untuk saya sendiri dan semoga bermanfaat juga bagi siapa yang berkunjung di blog saya ini.

Semua konten rata-rata berasal dari situs http://kompasiana.com konten tulisan yang asli dan unik dari para member kompasiana, Kompasiana menyediakan sebuah wadah yang memungkin setiap pengguna Internet membuat konten berita, opini dan fiksi untuk dinikmati oleh para pengguna Internet lainnya.

Walhasil, sekitar 800 konten dalam bentuk tulisan dan foto mengalir di Kompasiana. Konten-konten yang dibuat warga juga cenderung mengikuti arus positif dan bermanfaat karena Kompasiana akan memoderasi konten-konten negatif selama 24 jam.

Nah, dari berbagai tulisan itulah saya menyaring beberapa tulisan yang saya kira wajib untuk saya simpan sendiri, sudah barang tentu tulisan yang aktual, inspiratif bermanfaat dan menarik.

Sebagai sebuah media, Kompasiana cukup unik. Karena dari sisi konten, media berslogan “sharing connecting” ini mengelola konten-konten di dalamnya layaknya sebuah media berita yang selama ini hanya diisi oleh wartawan dan editor media massa. Tapi dari sisi User Interface maupun User Experience, Kompasiana merupakan media sosial yang menyajikan dua fitur utama sekaligus, yaitu fitur blog (social blog) dan fitur pertemanan (social networking).

Itulah yang membuat Kompasiana melejit cepat menjadi website besar hanya dalam kurun waktu empat tahun. Bila sekarang Anda mengecek posisi Kompasiana di pemeringkat website Alexa.com, Anda akan melihat peringkatnya berada di posisi 30 (pernah berada di posisi 29, kadang turun ke posisi 32) di antara website-website yang diakses di Indonesia.

Di kategori website media sosial, Kompasiana berada di posisi ke-8 setelah Facebook (1), Blogspot.com (4), YouTube (5), Wordpress (7), Kaskus (9), Blogger.com (11) dan Twitter (12). Sedangkan di kategori website berita dan informasi, media warga ini berada di posisi ke-4 setelah Detik.com (8), Kompas.com (12) dan Viva.co.id (19). Posisi ini cukup kuat, karena di bawah Kompasiana masih ada Okezone.com (33), Kapanlagi.com (35), Tribunnews.com (40), Tempo.co (47), dan media massa besar lainnya.

Ke depan, dengan semakin besarnya euporia masyarakat Indonesia dalam menggunakan internet dan media sosial, serta semakin besarnya pengakses internet lewat ponsel, Kompasiana mendapat tantangan besar untuk terus meningkatkan kinerjanya. Tantangan itu hanya bisa dijawab dengan menghadirkan enjin yang lebih stabil, lebih andal, lebih nyaman, lebih terbuka dan lebih sosial. Juga harus dihadapi dengan kesiapan insfrastruktur yang lebih besar dan kuat. Dan itulah yang sedang berlangsung di dapur Kompasiana jdi awal 2013.



Bagi yang suka ide gagasan, alasan, ulasan dan opini yang dekstruktif, dijamin tidak akan kecewa membaca tulisan kompasianer yang saya share di balik konten saya dibawah ini,

Selamat membaca, Semoga bermanfaat walau tidak sependapat,
Konten dan artikel selengkapnya klik tautan ini.,
Artikel dan Konten Blog :

Apa itu Sengkuni

Nama tokoh wayang Sengkuni jadi perbincangan hangat akhir-akhir ini pasca menyebarnya pesan BBM Anas Urbaningrum dalam tiga kata “Politik para Sengkuni”. Publik pun heboh dengan tafsirnya masing-masing.

Ada yang mengartikan bahwa yang disindir Anas dengan sebutan Sengkuni adalah tokoh-tokoh di Partai Demokrat yang menginginkanya mundur dari Ketum DPP PD seperti Ruhut Sitompul, Syarif Hasan, Amir Syamsudin, Roy Suryo dan Jero Wacik. Ada pula yang mengartikan lebih jauh, bahwa dengan kalimat itu Anas memberi sinyal perlawanan.

Siapapun yang dituju Anas dengan sebutan Sengkuni itu, yang pasti Anas sedang mengidentifikasikan dirinya sebagai korban kelicikan. Kelicikan ala Sengkuni. Jika Anas kemudian berniat melawan, maka itu artinya Anas akan melawan Sengkuni.

Pertanyaannya bisakah Sengkuni ditaklukkan? Oleh sosok seperti apa Sengkuni bisa ditaklukkan?
Dalam kisah pewayangan hanya Bima, keluarga Pandawa korban kelicikan Sengkuni, yang berhasil membunuhnya. Tentu pertanyaannya, mengapa?
Sengkuni dan Ajian Pancasona
Dalam cerita Wayang Mahabarata Sengkuni adalah Mahapatih sekali gus merangkap penasehat raja di Kerajaan Astina yang dikuasai keluarga Kurawa. Patih Sengkuni terkenal dengan prinsip hidupnya yang ekstrem: biarlah orang lain menderita yang penting hidupnya bahagia.

Dengan prinsip hidup seperti itulah Sengkuni menjalani karirnya: munafik, licin, licik, culas, hasut, penuh tipu muslihat.

Hebatnya pula, Sengkuni adalah pemilik ajian Pancasona, sebuah ilmu kedigdayaan yang membuatnya sakti madraguna: punya daya tarik, kebal terhadap segala jenis senjata, bahkan bila tubuhnya terputuspun tubuhnya bisa tersambung (utuh) kembali. Maka jadilah Sengkuni sebagai sosok manusia jahat yang sulit ditaklukkan.
Mengingat cerita wayang adalah filsafat yang dikemas dalam kesenian, maka sosok Sengkuni dengan Ajian Pancasonanya hanyalah potret (gambaran) karakter manusia sepanjang masa. Dia adalah symbol kemunafikan, keserakahan, arogansi, dan keangkaramurkaan. Kapan pun dan dimana pun di dunia ini, manusia-manusia berkarakter Sengkuni akan selalu ada, bahkan di sekitar kita kini dan di sini.

Sengkuni adalah symbol sosok manusia cerdik-terdidik, cerdas dan pandai, trampil serta memiliki daya tarik (pesona). Itu sebabnya sosok seperti ini mudah meraih simpati, mendapat kepercayaan, dan gampang merekrut pengikut.
Bima dan Kuku Pancanaka

Di akhir kisah Perang Baratayudha, ketika sebagaian besar keluarga Kurawa dan Pandawa sudah gugur di medan Kurusetra, giliran Sengkuni menemui ajalnya di tangan Bima dengan senjata Kuku Pancanaka. Apa itu Pancanaka?

Legenda pewayangan menceritakan sebagai berikut. Saat Bima lahir dari rahim ibunya, Dewi Kunti, sang jabang bayi masih terbungkus selaput ketuban. Anehnya, bungkusan ketuban itu tidak pecah-pecah meski sudah dicoba untuk dirobek dengan beragam senjata. Ketika bungkusan ketuban itu sudah berusia 12 tahun datanglah Gajah Setu Sena, gajah dewata yang sangat kuat dan sakti.

Setu Sena pun tanpa kesulitan berhasil merobek bungkusan itu dengan gadingnya, tetapi si jabang bayi segera menangkap kedua gading Setu Sena dan mematahkannya. Gading patah, tetapi ajaibnya justru menyatu di kedua jempol si jabang bayi Bima menjadi Kuku Pancanaka. Kuku itulah kelak menjadi senjata sakti Bima karena selain gadingnya, sukma Gajah Setu Sena pun turut menyatu di tubuh Bima.

Dengan Kuku Pancanaka yang terbuat dari gading gajah kayangan itulah Bima ditakdirkan berhasil membunuh Sengkuni, patih licik yang telah membuat Bima bersaudara, Pandawa, menderita lahir bathin: kehilangan tahta dan terusir dari istana.

Apa kelebihan Bima dengan Kuku Pancanakanya? Dalam dunia pewayanan, Bima digambarkan sebagai sosok kesatria sejati: gagah berani, tak punya rasa takut, tegas, loyal, setia, jujur, tidak suka basa-basi.

Sedangkan Kuku Pancanaka (dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Kuku_Pancanaka) secara filosofis memiliki makna “kukuh” (teguh dan kuat keyakinan serta berlatih); panca = lima; naka = emas / tujuan, bisa juga dari naga=kuasa; artinya paugeran/moral/kekuatan/daya dasar. Lima paugeran dapat berupa: 1. pengendalian nafsu membunuh/angkara 2. Pengendalian nafsu makan minum 3. Pengendalian nafsu seks 4. pengendalian nafsu kesenangan indrawi 5. Pengendalian nafsu mencuri/merugikan orang lain.
Perpaduan antara watak illahi (ksatria sejati ) dengan keyakinan akan kekuatan jalan Pancanaka itulah yang membuat Bima berhasil menaklukkan Sengkuni.

Adakah sosok Bima di negeri kita sekarang?

Kisah Mahabrata telah memberi gambaran kepada kita bahwa manusia-manusia macam Sengkuni tidak bisa dilawan dengan senjata apapun sepanjang pemegang senjata tadi tidak memiliki watak ksatria sejati seperti Bima. Orang yang masih bisa tergoda oleh hedonisme dunia, kekayaan, kemegahan, dan sanjungan dipastikan akan gagal menaklukkan Sengkuni.

Dalam kisah Mahabarata disebutkan bahwa terusirnya keluarga Pandawa, yang sejatinya merupakan pewaris sah tahta, dari istana akibat Yudistira (tertua dalam Pandawa) kalah bermain dadu dengan pihak Kurawa. Tetapi, kekalahan Yudistira (wakil Pandawa) itu lebih disebabkan karena trik jahat yang dilakukan Sengkuni (wakil Kurawa) dalam permainan tersebut.

Mengapa Yudistira kalah? Bukankah dia juga seorang kesatria? Benar, dia seorang kesatria yang juga gagah perkasa, tetapi Yudistira masih mudah goyah oleh godaan jalan pintas. Itu sebabnya dia mau melayani permainan judi dadu. Karena jiwanya tidak sekokoh Bima, masih tergoda judi, Yudistira gagal menaklukkan Sengkuni.

Di negeri kita ini, Sengkuni ada dimana-mana bukan hanya di tubuh partai politik seperti sinyalemen Anas Urbaningrum. Dia ada di sekitar kita, di sini dan kini. Akibat perbuatan para Sengkuni jelas terasa.

Pertanyaannya, adakah sosok sosok pemimpin yang memiliki karakter (watak) seperti Bima dengan kompetensi seampuh Kuku Pancanaka yang bisa menaklukkan para Sengkuni itu?
Anas Urbaningrum-kah orangnya? Mahfud MD-kah? Prabowo-kah? Abraham Samad-kah? Atau, Jokowi…?

Yang pasti Sengkuni tidak akan mungkin bisa membunuh SENGKUNI.

Salam Kompasiana

http://m.kompasiana.com/post/sosok/2013/02/10/sengkuni-hanya-bima-yang-bisa-membunuhnya/

Sengkuni, Hanya Bima yang Bisa Membunuhnya

Oleh: Kanedi | 10 February 2013 | 18:00 WIB

Back to posts
This post has no comments - be the first one!

UNDER MAINTENANCE

Tinggalkan Pesan Chat
Chat-icon 1







Online saat ini : 1 orang, hari ini: 670 orang, minggu ini: 5030 orang, bulan ini: 9567 orang, total semuanya: 771079 orang
, ,Mozilla/5.0 AppleWebKit/537.36 (KHTML, like Gecko; compatible; ClaudeBot/1.0; +claudebot@anthropic.com)

Insane