Polaroid
HomeBlog Okta AdityaAbout me
Jumlah pengunjung total blog :761536

Mobile blogging service24Mozilla
My Acount Facebook

My Acount Twitter

Follow @AdityaEmail_


International News Latest


Google News

Source: Google news


Top News CNN

Source: CNN



BLOG NYA OKTA ADITYA

Teraktual, Menarik, Bermanfaat, dan Terinspirasi dalam mengabarkan segala opini, ide, gagasan maupun berbagai macam pengalaman dari berbagai kalangan. Blog yang terpercaya rekomendasi Google.


Semula saya membuat blog ini dari awalnya hanya ingin menulis tentang pengalaman, pandangan, opini dan gagasan saya pribadi.

Lantas, setelah saya sering membaca berbagai opini dan gagasan para penulis lainya yang sangat inspiratif dan sangat bermanfaat, saya tergerak untuk mengeshare di blog saya, bertujuan agar sebagai catatan berguna suatu saat untuk saya sendiri dan semoga bermanfaat juga bagi siapa yang berkunjung di blog saya ini.

Semua konten rata-rata berasal dari situs http://kompasiana.com konten tulisan yang asli dan unik dari para member kompasiana, Kompasiana menyediakan sebuah wadah yang memungkin setiap pengguna Internet membuat konten berita, opini dan fiksi untuk dinikmati oleh para pengguna Internet lainnya.

Walhasil, sekitar 800 konten dalam bentuk tulisan dan foto mengalir di Kompasiana. Konten-konten yang dibuat warga juga cenderung mengikuti arus positif dan bermanfaat karena Kompasiana akan memoderasi konten-konten negatif selama 24 jam.

Nah, dari berbagai tulisan itulah saya menyaring beberapa tulisan yang saya kira wajib untuk saya simpan sendiri, sudah barang tentu tulisan yang aktual, inspiratif bermanfaat dan menarik.

Sebagai sebuah media, Kompasiana cukup unik. Karena dari sisi konten, media berslogan “sharing connecting” ini mengelola konten-konten di dalamnya layaknya sebuah media berita yang selama ini hanya diisi oleh wartawan dan editor media massa. Tapi dari sisi User Interface maupun User Experience, Kompasiana merupakan media sosial yang menyajikan dua fitur utama sekaligus, yaitu fitur blog (social blog) dan fitur pertemanan (social networking).

Itulah yang membuat Kompasiana melejit cepat menjadi website besar hanya dalam kurun waktu empat tahun. Bila sekarang Anda mengecek posisi Kompasiana di pemeringkat website Alexa.com, Anda akan melihat peringkatnya berada di posisi 30 (pernah berada di posisi 29, kadang turun ke posisi 32) di antara website-website yang diakses di Indonesia.

Di kategori website media sosial, Kompasiana berada di posisi ke-8 setelah Facebook (1), Blogspot.com (4), YouTube (5), Wordpress (7), Kaskus (9), Blogger.com (11) dan Twitter (12). Sedangkan di kategori website berita dan informasi, media warga ini berada di posisi ke-4 setelah Detik.com (8), Kompas.com (12) dan Viva.co.id (19). Posisi ini cukup kuat, karena di bawah Kompasiana masih ada Okezone.com (33), Kapanlagi.com (35), Tribunnews.com (40), Tempo.co (47), dan media massa besar lainnya.

Ke depan, dengan semakin besarnya euporia masyarakat Indonesia dalam menggunakan internet dan media sosial, serta semakin besarnya pengakses internet lewat ponsel, Kompasiana mendapat tantangan besar untuk terus meningkatkan kinerjanya. Tantangan itu hanya bisa dijawab dengan menghadirkan enjin yang lebih stabil, lebih andal, lebih nyaman, lebih terbuka dan lebih sosial. Juga harus dihadapi dengan kesiapan insfrastruktur yang lebih besar dan kuat. Dan itulah yang sedang berlangsung di dapur Kompasiana jdi awal 2013.



Bagi yang suka ide gagasan, alasan, ulasan dan opini yang dekstruktif, dijamin tidak akan kecewa membaca tulisan kompasianer yang saya share di balik konten saya dibawah ini,

Selamat membaca, Semoga bermanfaat walau tidak sependapat,
Konten dan artikel selengkapnya klik tautan ini.,
Artikel dan Konten Blog :

Media Massa: Antara Menyajikan Fakta atau Menjaring Pembaca Semata

BERDASARKAN hasil penelusuran di Google tentang fungsi media massa (dalam artikel ini, saya sebut: media), setidaknya, saya menemukan beberapa fungsi media massa—dan salah satu di antaranya yang terpenting: menyajikan/menyampaikan data dan fakta baik secara lisan maupun tulisan dengan sebenar-benarnya. Saya mengambil tiga kata penting yaitu data, fakta dan benar. Itu artinya, sebuah media yang baik adalah media yang menyajikan berita telah, paling tidak, mencukupi ketiga hal tersebut. Namun yang saya temukan hari ini, saat iseng membaca sebuah berita dari sebuah media online, malah kurang memperhatikan tiga hal itu. Mengapa saya mengatakan demikian?

Begini..

Siang ini saya menemukan sebuah berita yang menarik di tribnews.com (semoga saya tidak salah karena mencantumkan media ybs), dengan judul yang tidak kalah menarik pula, setidaknya awalnya: ‘Prama Tewas Saat Menyelamatkan Pacarnya’. Nah, sepintas membaca judul berita tersebut, apa yang langsung terlintas di benak Anda? Mungkin Anda berpikiran, ‘wah, so sweet sekali tuh cowok.’ atau mungkin Anda menyimpulkan, ‘ish, mau kali merelakan nyawanya demi cuman pacar, padahal bukan istri atau orang tua atau keluarga.’ atau, ya, barangkali Anda tidak berpikiran yang mana pun.

Di sinilah yang menjadi sedikit kekecewaan saya terhadap media yang bersangkutan. Di berita tersebut dikatakan bahwa seorang pemuda bernama Prama harus berpulang ke sisi Sang Pencipta setelah sebelumnya menyelamatkan PACARNYA yang terbawa arus. Malangnya, pemuda tersebut malah terseret ombak setelahnya. Dan baru ditemukan dalam keadaan tidak lagi bernyawa.

Lihat kata PACARNYA yang saya capslock? Di sinilah, saya menganggap trib
news.com tidak memenuhi satu dari tiga hal penting yang saya sampaikan sebelumnya: benar. Sebab, di awal saya membaca berita tersebut, disampaikan bahwa Prama dan TEMAN WANITANYA pergi ke Pantai Selatan Gunungkidul. Tiba-tiba, di tengah pemberitaan, malah diganti dengan PACARNYA, bukan lagi TEMAN WANITANYA. Atau, padanan kata teman wanita atau teman pria dalam bahasa Indonesia adalah pacar? Kalau memang begitu, berarti saya yang salah.

Apakah hanya perkara hal sepele seperti itu saya kecewa? Satu, jelas saya kecewa, sebab saya merasa pihak trib*news.com memang sengaja memuntir kata agar bisa menyedot perhatian pembaca mereka atas berita tersebut. Mari kita berpikir sejenak, kira-kira, lebih menjual mana sebagai sebuah judul: tenggelam saat menyelamatkan pacar atau tenggelam saat menyelamatkan teman wanitanya? Kedua, alhasil bisa ditebak, di facebook (di mana saya menemukan berita ini) berita tentang aksi baik Prama yang seharusnya mendapatkan simpati atau belasungkawa, malah para facebookers menjadi polisi moral dengan berkomentar seperti: ‘mati dalam maksiat, mati karena pacar’, ‘mati demi orangtua rela nggak?’ dan komentar—maaf—ke arah agama (dan, ya, saya merasa mereka seperti Tuhan bagi diri mereka dan bagi si korban).

Lihat? Di sinilah puncak kecewa saya, sebab dari judul dan penyampaian berita yang dilakukan, berbuntut kepada pembaca ‘tidak cerdas’ yang telah ‘diarahkan’. Lantas, di mana fungsi media? Barangkali, ini satu contoh dari sekian banyak berita—yang bukan tidak mungkin—juga sering mencari judul WAH hanya untuk sensasi sesaat.

Nb: saat saya coba cari tahu dari komentar-komentar yang ada, yang dipercaya dari salah seorang mahasiswa UGM (yang juga merupakan senior sang korban), faktanya, memang teman wanita bukan pacar.

Catatan penulis: saya baru sadar, bahwa ternyata menyelamatkan seseorang harus melihat siapa dulu subjek yang diselamatkan: keluarga, pacar, anak, atau orang yang tidak dikenal sama sekali.
Bogor, 7 Februari 2013

salam pasar malam
@bianglalaaaaa

http://m.kompasiana.com/post/regional/2013/02/07/media-antara-menyajikan-fakta-atau-menjaring-pembaca-semata-/

Media Massa: Antara Menyajikan Fakta atau Menjaring Pembaca Semata

Oleh: Dedek Fidelis Sinabutar | 07 February 2013 | 15:56 WIB

Back to posts
This post has no comments - be the first one!

UNDER MAINTENANCE

Tinggalkan Pesan Chat
Chat-icon 1







Online saat ini : 1 orang, hari ini: 24 orang, minggu ini: 3577 orang, bulan ini: 24 orang, total semuanya: 761536 orang
, ,Mozilla/5.0 AppleWebKit/537.36 (KHTML, like Gecko; compatible; ClaudeBot/1.0; +claudebot@anthropic.com)