Semerbak Teratai Di Kolam Berlumpur
HomeBlog Okta AdityaAbout me
Jumlah pengunjung total blog :374985
United StatesUnited States
Mobile wap creator3020Unknown
My Acount Facebook

My Acount Twitter

Follow @AdityaEmail_


International News Latest


Google News

Source: Google news


Top News CNN

Source: CNN



BLOG NYA OKTA ADITYA

Teraktual, Menarik, Bermanfaat, dan Terinspirasi dalam mengabarkan segala opini, ide, gagasan maupun berbagai macam pengalaman dari berbagai kalangan. Blog yang terpercaya rekomendasi Google.


Semula saya membuat blog ini dari awalnya hanya ingin menulis tentang pengalaman, pandangan, opini dan gagasan saya pribadi.

Lantas, setelah saya sering membaca berbagai opini dan gagasan para penulis lainya yang sangat inspiratif dan sangat bermanfaat, saya tergerak untuk mengeshare di blog saya, bertujuan agar sebagai catatan berguna suatu saat untuk saya sendiri dan semoga bermanfaat juga bagi siapa yang berkunjung di blog saya ini.

Semua konten rata-rata berasal dari situs http://kompasiana.com konten tulisan yang asli dan unik dari para member kompasiana, Kompasiana menyediakan sebuah wadah yang memungkin setiap pengguna Internet membuat konten berita, opini dan fiksi untuk dinikmati oleh para pengguna Internet lainnya.

Walhasil, sekitar 800 konten dalam bentuk tulisan dan foto mengalir di Kompasiana. Konten-konten yang dibuat warga juga cenderung mengikuti arus positif dan bermanfaat karena Kompasiana akan memoderasi konten-konten negatif selama 24 jam.

Nah, dari berbagai tulisan itulah saya menyaring beberapa tulisan yang saya kira wajib untuk saya simpan sendiri, sudah barang tentu tulisan yang aktual, inspiratif bermanfaat dan menarik.

Sebagai sebuah media, Kompasiana cukup unik. Karena dari sisi konten, media berslogan “sharing connecting” ini mengelola konten-konten di dalamnya layaknya sebuah media berita yang selama ini hanya diisi oleh wartawan dan editor media massa. Tapi dari sisi User Interface maupun User Experience, Kompasiana merupakan media sosial yang menyajikan dua fitur utama sekaligus, yaitu fitur blog (social blog) dan fitur pertemanan (social networking).

Itulah yang membuat Kompasiana melejit cepat menjadi website besar hanya dalam kurun waktu empat tahun. Bila sekarang Anda mengecek posisi Kompasiana di pemeringkat website Alexa.com, Anda akan melihat peringkatnya berada di posisi 30 (pernah berada di posisi 29, kadang turun ke posisi 32) di antara website-website yang diakses di Indonesia.

Di kategori website media sosial, Kompasiana berada di posisi ke-8 setelah Facebook (1), Blogspot.com (4), YouTube (5), Wordpress (7), Kaskus (9), Blogger.com (11) dan Twitter (12). Sedangkan di kategori website berita dan informasi, media warga ini berada di posisi ke-4 setelah Detik.com (8), Kompas.com (12) dan Viva.co.id (19). Posisi ini cukup kuat, karena di bawah Kompasiana masih ada Okezone.com (33), Kapanlagi.com (35), Tribunnews.com (40), Tempo.co (47), dan media massa besar lainnya.

Ke depan, dengan semakin besarnya euporia masyarakat Indonesia dalam menggunakan internet dan media sosial, serta semakin besarnya pengakses internet lewat ponsel, Kompasiana mendapat tantangan besar untuk terus meningkatkan kinerjanya. Tantangan itu hanya bisa dijawab dengan menghadirkan enjin yang lebih stabil, lebih andal, lebih nyaman, lebih terbuka dan lebih sosial. Juga harus dihadapi dengan kesiapan insfrastruktur yang lebih besar dan kuat. Dan itulah yang sedang berlangsung di dapur Kompasiana jdi awal 2013.



Bagi yang suka ide gagasan, alasan, ulasan dan opini yang dekstruktif, dijamin tidak akan kecewa membaca tulisan kompasianer yang saya share di balik konten saya dibawah ini,

Selamat membaca, Semoga bermanfaat walau tidak sependapat,
Konten dan artikel selengkapnya klik tautan ini.,
Artikel dan Konten Blog :

Tidak Ada SARA di Brunai Darussalam

Pergi ke Brunei sebenarnya bagi saya bagaikan pulang kampung. Maklum saya pernah tinggal sementara di negri yang berjulukan “Peace of Abode” ini di penghujung millenium yang lalu. Setelah itu, hampir setiap tahun saya selalu saja memiliki kesempatan berkunjung kembali ke negri Sultan Bolkiah yang makmur dan permai ini.

Namun, setiap kali berkunjung, selalu saja ada kejutan yang menarik seperti pada kunjungan pertama. “Mana uang tunjuknya”, itu adalah pertanyaan khas yang diajukan petugas di boarding gate Bandara Soekarno-Hatta kepada setiap pemegang paspor Indonesia. Pertanyaan ini pada mulanya cukup mengejutkan saya ketika pertama kali naik pesawat Royal Brunei menuju Bandar Seri Begawan di tahun 1990an. Uang tunjuk adalah uang yang harus ditunjukan kepada petugas dengan jumlah paling sedikit sejuta rupiah yang pada saat itu kira-kira setara dengan 400 USD .

Pertanyaan ini kemudian menghilang sekitar tahun 2000-an dan kita pun dapat melenggang menuju Brunei tanpa pertanyaan yang aneh. Yang sedikit beda adalah di formulir imigrasi yang harus diisi ketika berkunjung ke Brunei, selain isian baku seperti nama, tanggal lahir, nomer paspor, dan kewarganegaraan, pengunjung ke Brunei juga harus mengisi kolom ras dan agama.

Ternyata, pertanyaan mengenai agama ini cukup penting karena pengunjung yang beragama Islam tidak diperbolehkan membawa minuman keras ke Brunei, sementara pengunjung non muslim diperbolehkan membawa paling banyak 12 kaleng bir kecil. Yang mendapat keistimewaan adalah pengunjung ataupun warga negara Brunei yang non muslim.

Tahun demi tahun berganti, formulir imigrasi Brunei pun mengalami perubahan, Sekarang ini pertanyaan mengenai agama sudah tidak ada lagi. Namun yang masih tetap muncul adalah pertanyaan mengenai ras . Barangkali berdasarkan ras ini kemudian bisa diterka agama seseorang?

Memasuki pesawat Airbus 320 Royal Brunei , suasana Brunei sudah terasa dengan “doa safar” yang mulai dikumandangkan ketika pesawat mulai bergerak meninggalkan garbarata. Setelah terbang dua jam lebih, pesawat pun kemudian mendarat di Bandara Udara Antarbangsa Brunei yang terletak di kawasan Berakas.

Setelah hampir satu tahun tidak berkunjung ke negri ini, hal pertama yang berubah adalah renovasi besar-besaran yang sedang dilaksanakan di bandara ini. Terlihat bangunan terminal baru yang sedang dibangun di bagian depan terminal lama dan diharapkan akan selesai pada tahun 2014

Dalam taksi yang ,membawa saya ke hotel di kawasan Gadong. Taksi yang dipatok dengan harga flat sebesar 25 Ringgit itu melalui jalan yang mulus di kota Bandar Seri Begawan. Tidak sampai sepuluh menit kemudian, taksi sudah mendekati kawasan Gadong dan melewati Masjid Sultan Bolkiah yang terkenal dengan keindahannya.

Selamat Datang di Brunei,! Negri dimana selain mengisi “Nationality”, kita juga harus mengisi ras di formulir imigrasi. SARA ternyata tidak menjadi persoalan di negri yang aman dan damai ini!

Bandar Seri Begawan. 7 Februari 2013

http://m.kompasiana.com/post/jalan-jalan/2013/02/07/tidak-ada-sara-di-brunei/

Tidak Ada “SARA” di Brunei

Oleh: Taufikuieks | 07 February 2013 | 08:31 WIB

Back to posts
This post has no comments - be the first one!

UNDER MAINTENANCE

Tinggalkan Pesan Chat
Chat-icon 1







Online saat ini : 1 orang, hari ini: 3020 orang, minggu ini: 5956 orang, bulan ini: 16622 orang, total semuanya: 374985 orang
, United StatesUnited States,claudebot