Sejak Susilo Bambang Yudhoyono mengintervensi KPK soal Anas Urbaningrum, SBY tampak panik. Tindakan SBY memertanyakan kasus Anas kepada KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) sebagai akibat elektabilitas Partai Demokrat yang merosot tinggal 8 persen jauh di bawah Golkar dan PDIP. Salah satu hal yang sangat mengganggu Partai Demokrat adalah kasus Wisma Atlet, Hambalang yang selalu disebut oleh M. Nazaruddin. Johan Budi juru bicara KPK menjawab dengan diplomatis bahwa KPK hanya mengangani kasus dan bukan menargetkan individu.
Nyanyian M. Nazaruddin tentang keterlibatan Anas dalam kasus itu menjadi ingatan publik. Publik merasa bahwa apa yang diucapkan oleh Nazaruddin adalah kebenaran karena terbukti satu per satu dicokok KPK. Dari mulai Angelina Sondakh sampai Andi Mallarangeng terbukti ditangkap KPK.
SBY menyadari benar pencitraan buruk kasus Anas Urbaningrum jelas memerburuk elektabilitas Partai Demokrat. SBY sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat - alias pemilik partai - pun tidak berani bertindak tegas dengan membantu KPK dengan memecat Anas Urbaningrum. Ada perhitungan politis di dalamnya mengenai kemungkinan Anas Urbaningrum ikut bernyanyi.
Oleh karena itu, strategi paling tepat adalah ke dalam SBY memergunakan Ruhut Sitompul, Jero Wacik untuk menggoyang Anas Urbaningrum. Kini Sinjo Harry Sarundajang salah satu ketua Dewan Pembina Partai Demokrat juga bergabung melontarkan paksaan agar Anas Urbaningrum lengser. Keluar, SBY menekan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Kasus Anas Urbaningrum sangat mengganggu persiapan Pemilu 2014 yang sudah di depan mata.
SBY menyadari sepenuhnya risiko sikap ketegasan terhadap Anas Urbaningrum secara langsung akan menimbulkan gejolak. Maka SBY melakukan langkah aman dalam konflik internal Demokrat dengan memanfaatkan orang kepercayaannya. Ruhut Sitompul didepak dari DPP PD karena berseberangan dengan Anas Urbaningrum. Jero Wacik pun tidak digubris oleh Anas Urbaningrum.
Kini apakah teriakan Sarundajang akan didengar oleh Anas Urbaningrum, atau seperti Ruhut Sitompul dan Jero Wacik yang disebut Sengkuni oleh Anas Urbaningrum?
Kekuatan politik apa yang Anas Urbaningrum punyai sehingga dia bergeming tetap kokoh sebagia Ketum Partai Demokrat sebenarya. Yang terjadi pada Anas adalah bahwa hanya dengan menduduki jabatan sebagai Ketum Demokrat dia akan selamat dari Gantung di Monas - sebuah ungkapan janji jika dia terlibat kasus korupsi berjanji akan minta digantung di Monas.
Kekuatan Anas di Partai Demokrat kuat, selain karena faksi HMI juga kuat, perpecahan antara kalangan tua dan muda di Demokrat juga terlihat. Tak hanya itu, Anas juga disebut memiliki kartu as yang dia pegang sebagai Ketum dan juga dugaan keterlibatan beberapa petinggi Partai Demokrat.
Logika umum mengatakan, jika Ketua Umum terlibat, maka kemungkinan jajaran di bawahnya ikut terseret. Jika ini benar maka pemaksaan pelengseran dari kubu SBY akan membahayakan putra mahkota, Ibas.
Kini, setelah SBY berteriak minta bantuan KPK untuk menyingkirkan Anas Urbaningrum - alias dalam budaya Jawa disebut nabok nyilih tangan berarti memukul dengan meminjam kekuatan tangan orang lain, Sarundajang digunakan juga oleh SBY untuk menggusur Anas. Ini suatu langkah taktis khas SBY yang disadari oleh Anas. Risikonya pun tetap sama. Bisa jadi jika benar Anas Urbaningrum dicokok oleh KPK, maka bisa jadi Anas Urbaningrum akan membahayakan SBY.
Jika itu yang terjadi, maka Anas bisa bernyanyi ke sana ke mari dan akibatnya pun akan lebih dahsyat karena akan menyeret hampir semua anggota DPR. Dan dalam hal ini - seperti yang disampaikan oleh Nazaruddin - akan menimbulkan kestabilan nasional terkoyak.
Kepentingan Anas hanya bertahan. Pun jelas Anas tak laku dijual sebagai calon presiden. Anas hanya bertahan agar tidak dibui saja. Dan, satu-satunya cara agar terhindar dari hukuman adalah menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. Namun Anas akan tetap melawan SBY. Anas tentu belajar dari kasus Muhaimin Iskandar yang sebagai Ketua PKB mampu merebut PKB dari tangan Gus Dur.
Secara hukum kepartaian posisi Anas Urbaningrum lebih kuat dari boss PD Susilo Bambang Yudhoyono. Untuk itu, hanya dengan menjerat Anas Urbaningrum - walaupun berisiko menggoyang stabilitas nasional karena akan banyak sekali para koruptor terjerat jika Anas Urbaningrum dijerat oleh hukum - maka SBY akan tetap berkuasa. Anas telah berubah menjadi anak macan SBY. Anas mengetahui seluruh penyelewengan KPU berkaitan dengan Pilpres 2009.
Anak macan SBY itu kini siap menerkam tuannya. Buah simalakama SBY. Biarpun Pramono Edhie Wibowo disiapkan, namun Anas Urbaningrum akan tetap sulit dilengserkan akibat dukungan DPD yang disinyalir bermain politik uang saat Kongres PD Bandung plus Faksi HMI di Demokrat dan perpecahan antara kaum tua dan muda yang menguatkan Anas Urbaningrum.
http://m.kompasiana.com/post/politik/2013/02/07/sby-panik-anas-digantikan-pramono-edhie-wibowo-hukum-anak-macan/
SBY Panik, Anas Digantikan Pramono Edhie Wibowo? Hukum Anak Macan!
Oleh: Ninoy N Karundeng | 07 February 2013 | 07:01 WIB