Ring ring
HomeBlog Okta AdityaAbout me
Jumlah pengunjung total blog :761850
United StatesUnited States
Landing page builder338Mozilla
My Acount Facebook

My Acount Twitter

Follow @AdityaEmail_


International News Latest


Google News

Source: Google news


Top News CNN

Source: CNN



BLOG NYA OKTA ADITYA

Teraktual, Menarik, Bermanfaat, dan Terinspirasi dalam mengabarkan segala opini, ide, gagasan maupun berbagai macam pengalaman dari berbagai kalangan. Blog yang terpercaya rekomendasi Google.


Semula saya membuat blog ini dari awalnya hanya ingin menulis tentang pengalaman, pandangan, opini dan gagasan saya pribadi.

Lantas, setelah saya sering membaca berbagai opini dan gagasan para penulis lainya yang sangat inspiratif dan sangat bermanfaat, saya tergerak untuk mengeshare di blog saya, bertujuan agar sebagai catatan berguna suatu saat untuk saya sendiri dan semoga bermanfaat juga bagi siapa yang berkunjung di blog saya ini.

Semua konten rata-rata berasal dari situs http://kompasiana.com konten tulisan yang asli dan unik dari para member kompasiana, Kompasiana menyediakan sebuah wadah yang memungkin setiap pengguna Internet membuat konten berita, opini dan fiksi untuk dinikmati oleh para pengguna Internet lainnya.

Walhasil, sekitar 800 konten dalam bentuk tulisan dan foto mengalir di Kompasiana. Konten-konten yang dibuat warga juga cenderung mengikuti arus positif dan bermanfaat karena Kompasiana akan memoderasi konten-konten negatif selama 24 jam.

Nah, dari berbagai tulisan itulah saya menyaring beberapa tulisan yang saya kira wajib untuk saya simpan sendiri, sudah barang tentu tulisan yang aktual, inspiratif bermanfaat dan menarik.

Sebagai sebuah media, Kompasiana cukup unik. Karena dari sisi konten, media berslogan “sharing connecting” ini mengelola konten-konten di dalamnya layaknya sebuah media berita yang selama ini hanya diisi oleh wartawan dan editor media massa. Tapi dari sisi User Interface maupun User Experience, Kompasiana merupakan media sosial yang menyajikan dua fitur utama sekaligus, yaitu fitur blog (social blog) dan fitur pertemanan (social networking).

Itulah yang membuat Kompasiana melejit cepat menjadi website besar hanya dalam kurun waktu empat tahun. Bila sekarang Anda mengecek posisi Kompasiana di pemeringkat website Alexa.com, Anda akan melihat peringkatnya berada di posisi 30 (pernah berada di posisi 29, kadang turun ke posisi 32) di antara website-website yang diakses di Indonesia.

Di kategori website media sosial, Kompasiana berada di posisi ke-8 setelah Facebook (1), Blogspot.com (4), YouTube (5), Wordpress (7), Kaskus (9), Blogger.com (11) dan Twitter (12). Sedangkan di kategori website berita dan informasi, media warga ini berada di posisi ke-4 setelah Detik.com (8), Kompas.com (12) dan Viva.co.id (19). Posisi ini cukup kuat, karena di bawah Kompasiana masih ada Okezone.com (33), Kapanlagi.com (35), Tribunnews.com (40), Tempo.co (47), dan media massa besar lainnya.

Ke depan, dengan semakin besarnya euporia masyarakat Indonesia dalam menggunakan internet dan media sosial, serta semakin besarnya pengakses internet lewat ponsel, Kompasiana mendapat tantangan besar untuk terus meningkatkan kinerjanya. Tantangan itu hanya bisa dijawab dengan menghadirkan enjin yang lebih stabil, lebih andal, lebih nyaman, lebih terbuka dan lebih sosial. Juga harus dihadapi dengan kesiapan insfrastruktur yang lebih besar dan kuat. Dan itulah yang sedang berlangsung di dapur Kompasiana jdi awal 2013.



Bagi yang suka ide gagasan, alasan, ulasan dan opini yang dekstruktif, dijamin tidak akan kecewa membaca tulisan kompasianer yang saya share di balik konten saya dibawah ini,

Selamat membaca, Semoga bermanfaat walau tidak sependapat,
Konten dan artikel selengkapnya klik tautan ini.,
Artikel dan Konten Blog :

Media Lagi, Terlalu Lebay Dengan Pemberitaan Wanita Yang Berhubungan Dengan Politik Korupsi

Sepekan ini publik sedang terkesima dengan berita politik campur seksploitasi.  Berita penangkapan seorang yang dekat dengan petinggi parpol. Apesnya, penangkapan yang memalukan itu semakin memalukan degan setting penangkapannya yakni di kamar hotel. Terlepas dari bantahan si perempuan itu di kemudian hari, opini publik telanjur percaya, kamar hotel benar adanya.

Lantas, media memang pintar meramu sensasi. Sejatinya kasus penggerebekan oleh KPK ini lebih pas disebut skandal politik daripada skandal seks, namun media lebih senang menyoroti sisi kelam naluri manusia ini . Munculah berita berita serta gambar yang sedemikian gamblang menyampaikan pesan pesan seksual.

Lihatlah di situs situs berita, dari yang kelas kacangan sampai yang kredibel, menampilkan foto Maharani yang seksi di dalam taksi. Sambil tak lupa, kronologis kejadian di kamar hotel seperti rekontruksi adegan mesum. Lalu cerita bergulir semakin kesana kemari. Si perempuan pun ikut ikutan ditelanjangi media. Sampai kondisi rumahnya yang sederhana, menjadi konsumsi publik. Publik menjalin semuanya menjadi fakta fakta baru.

Maharani si gadis yang sederhana berkenalan dengan AF di sebuah mal mewah. Gaya hidup mewahnya dipertegas dengan berita begini: Rani mengenakan jam emas di pergelangan tangannya (hehehe..wartawan dibagian ini sudah hiperbolis, saya juga punya jam tangan ‘berwarna’ keemasan seperti itu..tapi bukan emas). Rani juga disorot ketika memakai smartphone. Mau smartphone kelas wahid atau bukan, publik telanjur mencibir. Untuk semua gaya hidup mewahnya itu, tentulah memerlukan ongkos yang tidak sedikit. Dengan rumahnya yang sederhana, tidak susah untuk membuat penilaian, pantas saja Maharani mau diajak kenalan om om dan sumringah dikasih uang 10 juta rupiah.

Berita lain lagi dari tabloid infotainment tentang artis yang tidak begitu terkenal, Cynthia Maramis. Cynthia Maramis berkeluh kesah tentang rumah tangganya juga kondisi keuangannya. Pasca bercerainya ia dan suami, arus kasnya kosong melompong. Bukan itu yang membuat saya takjub. Tapi pengakuannya yang polos dan memilukan tentang anak anaknya yang sempat dikeluarkan dari sekolah internasional karena 9 bulan menunggak SPP.

Begini katanya: “Tahun 2010 income dari dia sudah tidak masuk. Sementara kan anak anak sekolah, les, ada biaya utility apartemen, karena kami tinggal di apartemen. Belum belanja anak anak. Biaya hidup yang tinggi. Tetapi dia selalu telat memberi dan tidak tepat jumlah”. Dua buah mobil dijual untuk menghidupi dirinya. Kemudian ‘terpaksa’ menyewa mobil untuk antar  jemput anak…diujung kisahnya pada tabloid itu, ia berharap santunan 50 juta perbulan untuk ketiga anaknya dipenuhi Adrian, mantan suaminya..

Sayapun terpana, biaya hidup 50 juta perbulan…..

Begitu banyak yang terjebak dalam realitas semu. Bre Redana, pemerhati kebudayaan mengatakan, “ini gejala paling mutakhir di Indonesia, bagaimana orang ‘dilatih’ untuk berobsesi dengan persoalan gaya hidup. Semua mengejar pencitraan diri.

Kongkow di kafe mewah, smartphone terbaru, sekolah internasional dstnya dstnya…bahkan ketika tidak punya uang untuk itu. Mitologi modern ini (penampilan diri) mendorong orang untuk terus mengkonsumsi demi kehidupan yang wah..dan tak jarang penuh dengan hura hura…

:-(

Salam Kompasiana

http://m.kompasiana.com/post/sosbud/2013/02/06/maharani-cynthia-maramis-dan-obsesi-gaya-hidup/

Maharani, Cynthia Maramis, dan Obsesi Gaya Hidup

Oleh: Risha | 06 February 2013 | 17:54 WIB

Back to posts
This post has no comments - be the first one!

UNDER MAINTENANCE

Tinggalkan Pesan Chat
Chat-icon 1







Online saat ini : 1 orang, hari ini: 338 orang, minggu ini: 3891 orang, bulan ini: 338 orang, total semuanya: 761850 orang
, United StatesUnited States,Mozilla/5.0 AppleWebKit/537.36 (KHTML, like Gecko; compatible; ClaudeBot/1.0; +claudebot@anthropic.com)