Ring ring
HomeBlog Okta AdityaAbout me
Jumlah pengunjung total blog :761473

Visual mobile site building tool1489Mozilla
My Acount Facebook

My Acount Twitter

Follow @AdityaEmail_


International News Latest


Google News

Source: Google news


Top News CNN

Source: CNN



BLOG NYA OKTA ADITYA

Teraktual, Menarik, Bermanfaat, dan Terinspirasi dalam mengabarkan segala opini, ide, gagasan maupun berbagai macam pengalaman dari berbagai kalangan. Blog yang terpercaya rekomendasi Google.


Semula saya membuat blog ini dari awalnya hanya ingin menulis tentang pengalaman, pandangan, opini dan gagasan saya pribadi.

Lantas, setelah saya sering membaca berbagai opini dan gagasan para penulis lainya yang sangat inspiratif dan sangat bermanfaat, saya tergerak untuk mengeshare di blog saya, bertujuan agar sebagai catatan berguna suatu saat untuk saya sendiri dan semoga bermanfaat juga bagi siapa yang berkunjung di blog saya ini.

Semua konten rata-rata berasal dari situs http://kompasiana.com konten tulisan yang asli dan unik dari para member kompasiana, Kompasiana menyediakan sebuah wadah yang memungkin setiap pengguna Internet membuat konten berita, opini dan fiksi untuk dinikmati oleh para pengguna Internet lainnya.

Walhasil, sekitar 800 konten dalam bentuk tulisan dan foto mengalir di Kompasiana. Konten-konten yang dibuat warga juga cenderung mengikuti arus positif dan bermanfaat karena Kompasiana akan memoderasi konten-konten negatif selama 24 jam.

Nah, dari berbagai tulisan itulah saya menyaring beberapa tulisan yang saya kira wajib untuk saya simpan sendiri, sudah barang tentu tulisan yang aktual, inspiratif bermanfaat dan menarik.

Sebagai sebuah media, Kompasiana cukup unik. Karena dari sisi konten, media berslogan “sharing connecting” ini mengelola konten-konten di dalamnya layaknya sebuah media berita yang selama ini hanya diisi oleh wartawan dan editor media massa. Tapi dari sisi User Interface maupun User Experience, Kompasiana merupakan media sosial yang menyajikan dua fitur utama sekaligus, yaitu fitur blog (social blog) dan fitur pertemanan (social networking).

Itulah yang membuat Kompasiana melejit cepat menjadi website besar hanya dalam kurun waktu empat tahun. Bila sekarang Anda mengecek posisi Kompasiana di pemeringkat website Alexa.com, Anda akan melihat peringkatnya berada di posisi 30 (pernah berada di posisi 29, kadang turun ke posisi 32) di antara website-website yang diakses di Indonesia.

Di kategori website media sosial, Kompasiana berada di posisi ke-8 setelah Facebook (1), Blogspot.com (4), YouTube (5), Wordpress (7), Kaskus (9), Blogger.com (11) dan Twitter (12). Sedangkan di kategori website berita dan informasi, media warga ini berada di posisi ke-4 setelah Detik.com (8), Kompas.com (12) dan Viva.co.id (19). Posisi ini cukup kuat, karena di bawah Kompasiana masih ada Okezone.com (33), Kapanlagi.com (35), Tribunnews.com (40), Tempo.co (47), dan media massa besar lainnya.

Ke depan, dengan semakin besarnya euporia masyarakat Indonesia dalam menggunakan internet dan media sosial, serta semakin besarnya pengakses internet lewat ponsel, Kompasiana mendapat tantangan besar untuk terus meningkatkan kinerjanya. Tantangan itu hanya bisa dijawab dengan menghadirkan enjin yang lebih stabil, lebih andal, lebih nyaman, lebih terbuka dan lebih sosial. Juga harus dihadapi dengan kesiapan insfrastruktur yang lebih besar dan kuat. Dan itulah yang sedang berlangsung di dapur Kompasiana jdi awal 2013.



Bagi yang suka ide gagasan, alasan, ulasan dan opini yang dekstruktif, dijamin tidak akan kecewa membaca tulisan kompasianer yang saya share di balik konten saya dibawah ini,

Selamat membaca, Semoga bermanfaat walau tidak sependapat,
Konten dan artikel selengkapnya klik tautan ini.,
Artikel dan Konten Blog :

Tags: Jakarta, Jokowi

Opini Untuk Jakarta

Kalau kita menelusuri sungai Mississippi yang melewati kota St Louis, Memphis dan akhirnya New Orleans di AS, terutama pada malam hari, maka akan terlihat banyak lampu-lampu menerangi taman yang dipenuhi orang duduk menikmati teh atu kopi. Orang Amerika yang sudah berkali-kali ke Jakarta mengatakan Jakarta jauh lebih indah sebenarnya, tapi belum ditata dengan baik. Seandainya wilayah Ancol misalnya dikembangkan, maka Jakarta akan lebih indah, usul mereka.

Ketika orang menjadi turis ke Jakarta, biasanya tidak tahu harus membeli oleh-oleh apa dan di mana membelinya. Kalau ada orang ke Jakarta, dan ingin melihat Jakarta namun waktunya hanya satu malam saja dan ingin membawa oleh-oleh khas Jakarta dibawa ke mana ya?

Mungkin dengan membangun warung-warung kopi yang bersih (tidak ada perempuan yang menawarkan jasa seksual-sehingga perlu kerjasama pihak intel dan keamanan serta kamera tersembunyi), dan pusat penjualan oleh-oleh khas Jakarta, turis akan lebih tertarik.

Apa yang bisa dijual? Pasti banyak. Sebagai contoh, penjualan cangkir yang terbuat dari tanah liat dengan gambar Monas di mana Jokowi dan Ahok berdiri di sebelah kiri seolah menjatuhkan diri namun tertolong karena satu tangan memegang tugu Monas dan satu lagi melambaikan tangan, demikian juga Ahok di sebelah kanan, pasti akan menjadi oleh-oleh khas yang menarik dari Jakarta. Atau kaos bergambar seperti itu juga bisa dibuat.

Orang-orang yang bermasalah di Jakarta bisa dimanfaatkan di bidang ini. Orang-orang yang tidak bisa makan dan mau melakukan apa saja untuk bisa makan (termasuk mencopet, menjambret, mencuri, merampok), para pengamen, para wanita malam, dan lain-lain dapat diberikan pelatihan dan pendidikan sosial agar mereka mendapat uang yang halal dengan bekerja di pusat oleh-oleh Jakarta ini. Dengan pelatihan dan pendidikan sosial mereka bisa menghasilkan oleh-oleh sederhana namun menarik. Mereka juga dilatih dan diajarkan kalau ada pengunjung yang dompetnya jatuh, tidak perlu khawatir karena itu pasti kembali dengan utuh.

Dalam menjual oleh-oleh khas Jakarta, pelayanan harus prima. Harga pas yang sudah tertera di barang tersebut akan menjadikan Jakarta lebih cerdas dan menarik; turis pun tidak merasa tertipu. Yang penting jangan sampai ada tawar-menawar karena biasanya turis sering merasa dirugikan karena praktik ini.

Orang yang hanya satu malam di Jakarta, dengan mengunjungi tempat itu saja akan merasa puas. Apalagi kalau Jokowi dan Ahok suka blusukan ke tempat itu. Masyarakat Jakarta juga diberi peluang berusaha yang lebih manusiawi. Ayo BRI, banknya rakyat Indonesia, atau lembaga keuangan lainnya  bantulah rakyat Jakarta mengembangkan ini kalau mereka tidak punya modal.

Mahasiswa Jakarta yang cerdas tapi tidak bisa makan, bisa menjadi sukarelawan membantu mengamankan atau melayani. Jokowi mungkin bisa memberi uang lelah sepuluh ribu rupiah atau makan malam senilai itu. Kalau ada sepuluh ribu mahasiswa yang mau jadi sukarelawan, maka hanya seratus juta rupiah saja yang diperlukan setiap hari (setahun hanya Rp36,5 milyar, tapi Jakarta sudah lebih aman dan baik); tidak terlalu banyak dibandingkan dengan anggaran DKI yang trilyunan rupiah. Tapi di mana ya lokasinya? Kenapa Ancol tidak dikembangkan ke arah sana?

http://m.kompasiana.com/post/fasilitas-umum/2013/02/06/menjadikan-jakarta-lebih-baik-bangun-pusat-oleh-oleh-3/

Menjadikan Jakarta Lebih Baik: Bangun Pusat Oleh-oleh (4)

Oleh: Jimmy Haryanto | 06 February 2013 | 08:58 WIB

Back to posts
This post has no comments - be the first one!

UNDER MAINTENANCE

Tinggalkan Pesan Chat
Chat-icon 1







Online saat ini : 1 orang, hari ini: 1489 orang, minggu ini: 3514 orang, bulan ini: 24705 orang, total semuanya: 761473 orang
, ,Mozilla/5.0 AppleWebKit/537.36 (KHTML, like Gecko; compatible; ClaudeBot/1.0; +claudebot@anthropic.com)