Yang saya maksud dengan ‘tak punya nama’
adalah tiadanya istilah atau kosakata ini dalam
bahasa Indonesia. Dan ‘ciri khas orang Indonesia’
yang saya maksudkan adalah ‘hobi’ untuk
mencampuri urusan pribadi orang lain baik
dengan cara menggunjingkan di belakang
punggung maupun dengan bertanya langsung
tanpa risi kepada yang bersangkutan. Buat saya,
sungguh aneh bahwa ciri yang menonjol dari
bangsa kita ini tak bernama dalam bahasa
Indonesia yang baku. Dalam bahasa-bahasa dunia
lainnya, sifat yang berkonotasi negatif ini selalu
ada istilah khususnya.
Dalam bahasa Inggris dikenal istilah ‘nosy’ atau
‘nosey’ yang menurut kamus Oxford didefinisikan
dengan ‘showing too much curiosity about other
people’s affairs’ (mempertontonkan rasa ingin
tahu yang kelewatan mengenai urusan pribadi
orang lain). Istilah ini memang diambil dari kata
‘nose’ untuk mengibaratkan orang yang selalu
menempelkan batang hidungnya di belakang
punggung kita, karena ingin meneropong segala
sepak terjang kita sedetil-detilnya. Mungkin juga
ini tamsil pada hewan yang selalu mengendus-
enduskan hidungnya kemana-mana. Istilah yang
lebih ‘formal’ dalam bahasa Inggris adalah
‘inquisitive’ atau ‘prying’ dan sangat pas
menggambarkan sifat yang ‘mau tahu urusan
orang’ ini.
Dalam bahasa Belanda pun ada istilah yang
khusus untuk perangai ini yaitu
‘nieuwsgierig’ (nieuws = berita, gierig = pelit,
kikir). Saya tengarai istilah ini lahir untuk
menggambarkan sifat si penyandangnya, yakni
‘mau mengorek informasi sebanyak-banyaknya
dari orang lain, tetapi sangat kikir membuka diri
mengenai ihwal dirinya’. Di sinilah letak tidak
‘fair’nya orang yang ‘nieuwsgierig’ ini: ingin
meraup sebanyak-banyaknya isi perut orang lain,
tetapi menutup rapat jeroannya sendiri. Saya
terkenang dengan ibu saya, yang memakai istilah
‘nieuwsgierig’ untuk mencela orang yang sok ingin
tahu masalah yang bukan urusannya ini.
Masih beruntung bahasa Indonesia tertolong
dengan bahasa alay yang justru kini lagi ngetren
yaitu ‘kepo’ yang bermakna persis sama dengan
‘nosy’ atau ‘nieuwsgierig’ itu. Konon kata ‘kepo’ ini
berasal dari bahasa Mandarin (Hokkien) dan
sebenarnya sudah lama dipakai di komunitas
chinese melayu. Secara sarkasme kata ‘kepo’ ini
lalu diartikan sebagai akronim dari ‘knowing every
particular object’ (blusukan sampai hal-hal yang
sekecil-kecilnya). Dengarkan sejumput dialog anak
muda berikut ini: Eh, si anu udah putus belom sih
sama ceweknya? Iih, kepo banget sih lo! Istilah lain
yang juga bahasa alay adalah ‘fudul’ dan
nampaknya diserap dari bahasa Arab.
Dari negeri jiran Filipina ada istilah ‘ilungan’ untuk
melukiskan sifat ’kepo’ ini. Sepertinya pas juga
istilah ini, karena ’ilong’ bermakna ‘hidung’ dalam
bahasa Tagalog, dan mengingatkan kita pada kata
‘nosy’ di atas. Dalam bahasa Palembang, juga ada
istilah ’cerudikan’ atau ‘celudikan’ yaitu sifat ‘mau
tahu urusan dalam negeri orang lain’. Dalam
bahasa Rusia pun, perangai orang yang suka
bertanya seperti polisi yang menginterogasi maling
ada sebutannya yaitu ‘pochemuchka’.
Menghadapi orang yang ‘kepo’ memang membuat
kita serba salah, apalagi bila yang bertanya adalah
orang yang lebih senior dari diri kita. Mau dijawab
‘Ini bukan urusanmu’ (It’s none of your business),
kita bisa dicerca tidak sopan dan kasar (rude). Mau
dijawab, yang ‘diplomatis’, dia malah mencecar
dengan pertanyaan-pertanyaan berikutnya sampai
kita tak berkutik. Benar-benar annoying dan
frustrating menghadap orang yang ‘kepo’ ini.
Mengapa ciri khas orang Indonesia yang begitu
menonjol (dibandingkan dengan bangsa-bangsa
lain) ini tak mempunyai sebutan dalam bahasa
Indonesia? Istilah ‘nosy’ ini tidak dapat dipadani
dengan kata ‘penasaran’ (curious), karena
sekalipun berkonotasi ‘kepingin tahu’, curious
tidak sampai menerobos ke wilayah privat
seseorang. Dalam bahasa Jawa saya belum
berhasil menemukan padanannya. Juga dalam
bahasa daerah lainnya. Mungkinkah di antara
Kompasianers ada yang mengetahui sebutan ini
dalam bahasa ibunya, siapa tahu dapat
‘disumbangkan’ sebagai kosakata baru dalam
bahasa Indonesia.
sumber http://m.kompasiana.com/post/bahasa/2013/01/07/ciri-khas-orang-indonesia-yang-tak-punya-nama/
Ciri Khas Orang Indonesia yang Tak Punya
Nama
Oleh: Gustaaf Kusno | 07 January 2013 | 09:58
WIB