Blackberry Messenger atau sering disingkat
dengan istilah populer “bebeem-an” atau bbm,
adalah salah satu fasilitas komunikasi paling murah
meriah dalam beberapa tahun terakhir ini.

Tak jelas kapan waktunya Blackberry atau BB itu
menyeruak menjadi sebuah trend di tanah air kita,
tapi menurut catatan yaang terdapat pada
beberapa blog, Blackberry itu pertama sekali
masuk ke Indonesia pada pertengahan Desember
2004. Dengan demikian, BB telah dikenal luas di
negeri kita selama 8 tahun lamanya.
Dalam perjalanan waktunya, BB dan
penggunaannya telah menyeruak menjadi sebuah
fenomena baru menjadi sebuah trend yang hampir
merata di seluruh lapisan masyarakat.

BB yang bertujuan untuk memudahkan
komunikasi itu telah memberikan sejumlah
manfaat untuk penggunanya. Akan tetapi enah
disadari atau tidak, kini terlihat sejumlah orang
menjadi maniak terhadap benda tersebut.
Maniak atau ketergantungan itu memang bukan
tanpa alasan.

Ada beberapa hal yang membuat
orang maniak terhadap benda yang satu itu,
antara lain adalah :

Kekaguman terhadap sejumlah fitures yang
mampu memenuhi kebutuhan seseorang dari
benda tersebut.

Seseorang menjadi ketergantungan pada benda
tersebut karena digunakan untuk aktifitasnya
sehari-hari.

Benda tersebut menawarkan layanan jasa
komunikasi dengan harga murah dan terjangkau
meskipun benda tersebut juga tersedia dalam
harga relatif murah sampai relatif mahal.
Akibatnya, lihat sekeliling anda atau mungkin saja
ada diantara kita yang menjadi tergantung pada
benda unik tersebut. Banyak manfaat yang dapat
diperoleh dari pemakaian benda tersebut bukan?

Akan tetapi sangat disayangkan, beberapa
pengguna lainnya menjadi sangat maniak pada
benda itu. Rasanya tak lengkap hidupnya jika
dalam sehari tidak mengotak-atik atau
menggunakan fitures dan aplikasi yang tersedia di
dalamnya.

Sangat disayangkan, tanpa disadari benda itu
telah menggiring seseorang menjadi budak untuk
dirinya sendiri. Percaya atau tidak, beberapa orang
lupa dengan kondisi yang ada di sekitaranya
bahkan dalam pekerjaan sekalipun sebagaian
orang tersebut terlihat asik sekali dengan alat
bantu komunikasi miliknya tersebut.

Sedikit-sedikit periksa BB. Sebentar-sebentar
melirik ke BBnya. Mau tidur pun disempat-
sempatin menyentuh si munggil tersebut.
Bangun tidur mulai mencari si munggik itu. Mau
makan pun ada yang memeriksa si munggil itu
lebih dahulu barulah ia dapat meneruskan
makanannya.

Apakah kondisi itu terjadi pada pengguna BB
pemula? Tentu tidak… Ketergantungan pada BB
itu dapat terjadi pada seluruh level dan starata
sosial masyarakat. Jadi tidak ada kaitannya dengan
pengguna baru atau lama.

Waktu terus belalu. Kebiasaan ketergantungan
pada BB telah mendarah daging. Akibatnya
konsentrasi seorang pengguna BB sering
terganggu, bukan?Tak heran sering kita
dengarkan kejadian demi kejadian yang
mengambil korban akibat salah penyikapan
terhadap benda tersebut, bukan?
Pernahkah anda melihat teman anda mengendarai
motor atau mobil langsung merogoh si munggil
itu tatkala benda tersebut mengeluarkan suaranya
karena ada pesan atau panggilan tertentu?
Lihatlah orang-orang yang telah tergantung pada
benda itu. Kasihan benar bukan? Rasa-rasanya tak
ada waktu baginya untuk meninggalkan si
munggil itu.

Memang benar, semua yang menyenangkan atau
menjengkelkan itu tergantung pada sikap dan
kebiasaan seseorang dalam hal apapun. Akan
tetapi, jika seseorang telah menjadi
ketergantungan aktiftasnya pada bbm setiap
harinya apakah yang terjadi pada penggunanya
yang terjangkit demam Blackberry?

Kalau sudah demikian halnya. Apakah anda setuju
BB itu menyenangkan ataukah justru
menjengkelkan karena dibuat tergantung olehnya?
Maka dari itu, gunakanlah alat komunikasi
andadengan tepat dan tentu saja jangan samapi
dibuat tergantung olehnya.