XtGem Forum catalog
HomeBlog Okta AdityaAbout me
Jumlah pengunjung total blog :761794

Free mobile page creator282Mozilla
My Acount Facebook

My Acount Twitter

Follow @AdityaEmail_


International News Latest


Google News

Source: Google news


Top News CNN

Source: CNN



BLOG NYA OKTA ADITYA

Teraktual, Menarik, Bermanfaat, dan Terinspirasi dalam mengabarkan segala opini, ide, gagasan maupun berbagai macam pengalaman dari berbagai kalangan. Blog yang terpercaya rekomendasi Google.


Semula saya membuat blog ini dari awalnya hanya ingin menulis tentang pengalaman, pandangan, opini dan gagasan saya pribadi.

Lantas, setelah saya sering membaca berbagai opini dan gagasan para penulis lainya yang sangat inspiratif dan sangat bermanfaat, saya tergerak untuk mengeshare di blog saya, bertujuan agar sebagai catatan berguna suatu saat untuk saya sendiri dan semoga bermanfaat juga bagi siapa yang berkunjung di blog saya ini.

Semua konten rata-rata berasal dari situs http://kompasiana.com konten tulisan yang asli dan unik dari para member kompasiana, Kompasiana menyediakan sebuah wadah yang memungkin setiap pengguna Internet membuat konten berita, opini dan fiksi untuk dinikmati oleh para pengguna Internet lainnya.

Walhasil, sekitar 800 konten dalam bentuk tulisan dan foto mengalir di Kompasiana. Konten-konten yang dibuat warga juga cenderung mengikuti arus positif dan bermanfaat karena Kompasiana akan memoderasi konten-konten negatif selama 24 jam.

Nah, dari berbagai tulisan itulah saya menyaring beberapa tulisan yang saya kira wajib untuk saya simpan sendiri, sudah barang tentu tulisan yang aktual, inspiratif bermanfaat dan menarik.

Sebagai sebuah media, Kompasiana cukup unik. Karena dari sisi konten, media berslogan “sharing connecting” ini mengelola konten-konten di dalamnya layaknya sebuah media berita yang selama ini hanya diisi oleh wartawan dan editor media massa. Tapi dari sisi User Interface maupun User Experience, Kompasiana merupakan media sosial yang menyajikan dua fitur utama sekaligus, yaitu fitur blog (social blog) dan fitur pertemanan (social networking).

Itulah yang membuat Kompasiana melejit cepat menjadi website besar hanya dalam kurun waktu empat tahun. Bila sekarang Anda mengecek posisi Kompasiana di pemeringkat website Alexa.com, Anda akan melihat peringkatnya berada di posisi 30 (pernah berada di posisi 29, kadang turun ke posisi 32) di antara website-website yang diakses di Indonesia.

Di kategori website media sosial, Kompasiana berada di posisi ke-8 setelah Facebook (1), Blogspot.com (4), YouTube (5), Wordpress (7), Kaskus (9), Blogger.com (11) dan Twitter (12). Sedangkan di kategori website berita dan informasi, media warga ini berada di posisi ke-4 setelah Detik.com (8), Kompas.com (12) dan Viva.co.id (19). Posisi ini cukup kuat, karena di bawah Kompasiana masih ada Okezone.com (33), Kapanlagi.com (35), Tribunnews.com (40), Tempo.co (47), dan media massa besar lainnya.

Ke depan, dengan semakin besarnya euporia masyarakat Indonesia dalam menggunakan internet dan media sosial, serta semakin besarnya pengakses internet lewat ponsel, Kompasiana mendapat tantangan besar untuk terus meningkatkan kinerjanya. Tantangan itu hanya bisa dijawab dengan menghadirkan enjin yang lebih stabil, lebih andal, lebih nyaman, lebih terbuka dan lebih sosial. Juga harus dihadapi dengan kesiapan insfrastruktur yang lebih besar dan kuat. Dan itulah yang sedang berlangsung di dapur Kompasiana jdi awal 2013.



Bagi yang suka ide gagasan, alasan, ulasan dan opini yang dekstruktif, dijamin tidak akan kecewa membaca tulisan kompasianer yang saya share di balik konten saya dibawah ini,

Selamat membaca, Semoga bermanfaat walau tidak sependapat,
Konten dan artikel selengkapnya klik tautan ini.,
Artikel dan Konten Blog :

Selamat Lebaran, Mudik, Sungkeman Kita Dapat Angpau

بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ ,

Alhamdulillah kita bisa berlebaran lagi tahun ini :) :-) :))


Selamat Lebaran, Mudik, Sunkeman kita dapat "
Angpau "

Mebahas seputar Lebaran, tentu tidak akan jauh dari apa ♈αήƍ akan saya bahas dibawah ini, mengenai ritual dan adat kebiasaanNya,

Setahun lalu, pernah seorang kawan menanyakan
soal “ritual” mudik lebaran. Perlu atau tidak, dan
apakah silaturahmi hanya dilakukan saat lebaran
saja?

Saya jawab, silaturahmi tidak mengenal waktu
dan bukan hanya di saat lebaran saja tentunya.
Sedangkan soal ritual mudik, dilakukan atau tidak,
tentunya setiap orang memiliki alasan tersendiri.

Selama merantau, semua saya tidak mudik
lebaran. Sebenarnya bukan masalah
besar bagi saya (saat itu), tidak berkumpul saat
lebaran ketika itu ataupun saat ini (besok).
saya tetap bisa
merayakan lebaran bersama dengan teman sesama
pekerjaan yang
sama-sama tidak mudik. Meskipun tentunya,
berbeda suasana dan kemeriahannya. Komplek
perumahan dimana saya tinggal kerja menjadi sepi
sekali
ditinggal penghuninya, mirip suasana Jakarta saat
ditinggal penduduknya mudik.

Tetapi orang tua saya
justru yang mempermasalahkannya. Kakak saya
bilang, Ibu sampai menangis saat sedang
menyantap sajian lebaran karena memikirkan, apa
saya juga menyantap hidangan lebaran? Belum lagi
Bapak, yang ketika itu merasa sedih
karena tak semua anak-anaknya berkumpul. Sejak
itu, disaat saya dulu mulai kabur dari rumah memilih
hidup sendiri ( dengan ibu kandung) disaat itulah
saya absen mudik. :-(

Orang biasanya untuk
mengantisipasi kemacetan, sengaja mudik
jauh-jauh hari, dan kembali saat arus balik mudik
belum ramai. Akan tetapi tahun ini, saya terpaksa
mudik
pas selang 1 bulan Lebaran (agak nyeseksih). Sebab
dana mudik ♈αήƍ harus dikeluarkan tidak masuk
akal, makanya saya sendiri milih ♈αήƍ masuk akal
waktunya, disamping itu Ĵυ̲̣̥Ǧ̩̥a̲̅ masalah pekerjaan
menjadi faktor utamanya, :) biasalah namanya juga pekerja rajin, ♧=DH̲̣̣̣̥ɑ̤̥̈̊H̲̣̣̣̥ɑ̤̥̈̊=D♧:::::♧=DH̲̣̣̣̥ɑ̤̥̈̊H̲̣̣̣̥ɑ̤̥̈̊=D


Ada hal lain yang membuat
saya merindukan berlebaran di kampung halaman
bersama keluarga besar. Suasana lebaran dan
kebiasaan khusus di keluraga besar, yang belum
tentu saya dapatkan di tempat lain. Di keluarga besar
kami ada tradisi khusus lebaran yaitu sungkeman
dan bagi-bagi angpau (keponakan saya biasa
menyebutnya “fitrah”) usai sungkeman.
Lebaran yang identik dengan saling memaafkan yang
menjadi alasan tradisi sungkeman ini. Bukan sekedar
ritual bersalaman semata dan saling meminta maaf,
tapi makna sungkeman bagi keluarga kami lebih dari
itu. Biasanya kami melakukan sungkeman jika
semuanya terkumpul lengkap, lebih sering, sih, di
hari kedua lebaran, dan waktunya pun bisa kapan
pun sesuai situasi dan kondisi. Bisa pagi, siang, atau
malam. Yang jelas, ini adalah acara khusus yang
begitu membekas secara batin, karena sering diiringi
deraian air mata. (-̩̩̩-͡ ̗--̩̩̩͡)(-̩̩̩-͡ ̗--̩̩̩͡ ) ђ¡κƾ... ђ¡κƾ...!!! ђ¡κƾ... ђ¡κƾ...!!! •:'(•:'(нцååąą •:'(•:'(


Saya dulu sengaja berpakaian khusus saat
sungkeman,
bukan khusus dalam arti fashion, tapi mengenakan
pakaian rapi (setidaknya tak ada yang memakai
Baju oblong atau kaos robek), meski tradisi dilakukan
di rumah
sendiri menjelang larut malam sekalipun.


Sungkeman diawali dari Nenek yang meminta maaf
dan
saling mendoakan kepada Kakek.
Kemudian berurutan satu sama lain dari kakak tertua
dan kakak ipar tertua, sampai anak termuda dan
menantu termuda, dilanjutkan dari cucu tertua
hingga termuda. Saat melakukan sungkem, terutama
kepada Bapak dan Ibu, kami bersimpuh setengah
jongkok, membisikkan kata-kata maaf yang biasanya
diucapkan dalam bahasa Jawa krama (kecuali
beberapa anggota keluarga yang tidak bisa
berbahasa Jawa, biasanya mengucapkannya dalam
bahasa Indonesia) yang akan dibalas dengan kalimat
yang kurang lebih esensinya sama ditambah doa
dari orang tua untuk kebaikan anak-anaknya. :D


Ritual
inilah yang seringkali membangkitkan rasa haru dan
membuat air mata kami berderai. ˚◦°•hмм...(―˛―“)..•°◦˚


Usai sungkeman biasanya ada acara berfoto
bersama, meski tidak selalu di setiap lebaran kami
bisa berfoto lengkap. Baru setelahnya dilanjut
dengan berbagi rizki, apapun istilah yang dipakai,
angpau atau fitrah, yang jelas momen ini yang paling
ditunggu anak-anak termasuk sy h̶̲̥̅̊є̲̣̥є̲̣̣̣̥h̶̲̥̅̊є̲̣̥є̲̣̣̣̥h̶̲̥̅̊є̲̣̥є̲̣̣̣̥ .

Bukan masalah besarnya
rupiah yang mereka dapat dari Eyangnya, Budhe/
Pakdhe, atau Bulik/Paklik, bahkan dari keponakan-
keponakan yang sudah dewasa dan bekerja, tapi
aktivitas saling memberi dan menerimanya yang
membuatnya meriah. Intinya sih, lebih ke saling
berbagi kegembiraan dan rizki. Uang yang dibagikan
pun biasanya uang khusus, yaitu uang baru yang
sengaja ditukar dari bank, yang terdiri dari uang
pecahan seribuan, lima ribuan, sepuluh dan
duapuluh ribuan, sampai lima puluh ribu. Seru dan
berkesan.


Rugi rasanya jika melewatkan lebaran
tanpa berkumpul bersama keluarga besar.
Selamat menyambut lebaran untuk semua, yang
mudik jaga kondisi ya…. :)


Sendiri lagi berlebaran- :))

Okta Aditya

Back to posts
This post has no comments - be the first one!

UNDER MAINTENANCE

Tinggalkan Pesan Chat
Chat-icon 1







Online saat ini : 1 orang, hari ini: 282 orang, minggu ini: 3835 orang, bulan ini: 282 orang, total semuanya: 761794 orang
, ,Mozilla/5.0 AppleWebKit/537.36 (KHTML, like Gecko; compatible; ClaudeBot/1.0; +claudebot@anthropic.com)