Fenomena perselingkuhan makin tahun makin marak saja. Banyak alasan dikemukakan oleh pria atau wanita yang berselingkuh dari pasangan, mulai dari alasan klasik yaitu khilaf (kata bunda Dorce, manusia kan tempatnya khilaf, kesempurnaan hanya milik Allah SWT) sampai alasan modern yaitu terpaksa. Loh selingkuh koq terpaksa ? Iya terpaksa, karena kalo mau nikah lagi biar gak selingkuh, pasti gak bakalan dapat ijin dari istri. wkwkwkwk LOL.
Perselingkuhan terjadi karena kedua pihak, baik wanita maupun wanita pelakunya sama-sama menikmati. In fakta tak terbantahkan, sebab mereka berdua melakukannya dengan sadar, suka sama suka, dan tanpa paksaan. Kalo prianya menikmati, wanitanya menangis dalam hati atau teriak-teriak kesakitan dan menolak setengah mati, itu bukan perselingkuhan, tetapi pemerkosaan namanya. Hal ini yang kurang dipahami oleh calon hakim agung Daming Sunusi yang mengatakan pemerkosa dan yang diperkosa sama-sama menikmati, sehingga tidak layak pemerkosa dihukum mati. LOL. Sungguh miris negara ini mempunyai Hakim Tinggi dengan kualitas moral sebobrok Hakim Daming Sunusi.
Back to the topic
Mungkin bisa ada pembenaran yang bisa diterima bahwa satu-satunya alasan berselingkuh adalah karena hubungan dengan pasangan resminya mengalami ketidak cocokan lagi, ilfeel, unmod, atau bahkan sudah menjurus ke hal-hal lebih vulgar. Katakanlah pasangan resminya sudah main tangan, suka bertengkar hebat. Walau sejatinya masalah seperti itu masih bisa di cari simpul pemecahanya. Tapi bagi mereka yang memiliki istri/suami yang baik serta sholehah yang taat kepada istri/suaminya lalu nekad dan keukeh untuk berselingkuh. Maka bersiap-siaplah anda mendapatkan karma dari Tuhan Yang Maha Esa. Ingat kita tidaklah bisa menghianati seseorang dengan sepihak, sangat tidak adil jika kita bersenang-senang diatas penderitaan orang lain yang disebabkan ulah kita. Masih ingatkan bahwa doa orang yang teraniaya itu tidak ada hijab/pembatas dari Tuhan. So berpikirlah jika perselingkuhan itu hanya menyakiti orang lain. Tapi tidak memungkiri juga jika kita bisa membicarakanya dengan baik-baik. Kemungkinan karma itu bisa diminimalisir.
Tapi inilah cinta, jika berbicara tentang cinta orang akan bilang cinta itu buta, cinta itu akan memusnahkan segala logika dan aturan-aturan yang tertulis maupun tidak tertulis. Cinta itu gila, makanya kita enggak kaget jika ada orang yang mati secara konyol bunuh diri gara-gara cinta.
Lucu memang. Karena hakikat cinta masih misteri. Semisteri apakah kita masuk surga atau neraka, ahaaa...
Lalu bagaimana proses perselingkuhan itu sendiri ?
Taruhlah sekarang mereka hanya ingin perselingkuhan mereka hanya sebatas terpatri dalam kata selingkuh ( hub gelap yg tidak. Ingin ketahuan ). Namun saya tidak lupa, mereka juga manusia biasa yang memiliki hati serta cinta yang kuat dan hebat jika dipupuk secara terus menerus. Dari yang berawal selingkuh biasa menjadi rasa ingin memiliki ( pacaran secara resmi), dari rasa ingin memiliki akan berujung pada janji setia sehidup semati ( menikah ).
Kadar cinta itu beda-beda. Semakin tinggi cintanya akan semakin bernafsyu ingin memiliki dan enggak sudi jika ada yang orang lain yang menyentuhnya. Saya pribadi juga enggak mau munafik kok jika hanya akulah satu-satunya yg bisa menyentuhnya.
Proses menabrak-nabrak hukum sosial oleh mereka pelaku perselingkuhan memang begitu adanya. Perasaanlah yang lama-kelamaaan akan membimbing ke arah sana. Arah dimana bisa dikatakan seperti lagunya the virgin " cinta terlarang ". Tidak salah memang. Liku-liku memang kejam, kita harus terima, karena itulah proses mencari cinta sejati.
Seperti pepatah anak muda. Cinta bukanlah bermakna Astuti* ( asli tukang tipu ) maka itu Puji* ( Pujaan Hati ) lah Cintamu dengan sebaik-baiknya hingga perjuanganmu menjadi kenyataan
Selamat Pagi !
Okta Aditya