Saya tertegun kembali ketika membaca sebuah berita mengenai tewasnya seorang mahasiswi akibat loncat dari sebuah angkot yang kemudian pada akhirnya banyak memunculkan asumsi publik atas peristiwa ini. Banyak orang yang merasa perlu untuk memberikan asumsi atau analisa. Saya pikir, hal ini sah-sah saja, justeru dengan adanya komentar dan asumsi-asumsi yang dilontarkan publik dapat menjadi sebuah pintu untuk memasuki dan mendalami peristiwa tersebut.
Berita tentang pelecehan dan kekerasan seksual di dalam sarana transportasi umum terutama angkot (mungkin karena bentuknya yang relatif kecil dan tertutup di bandingkan dengan metro mini atau bus), bukan kali ini saja terjadi. Kita sama-sama telah mengetahui banyak korban sebelumnya tidak hanya terbatas pada perempuan muda namun juga terjadi kepada wanita paruh baya dan merupakan seorang ibu.
Berbeda dengan peristiwa sebelumnya, di mana para korban sendiri yang melaporkan peristiwa percobaan atau pemerkosaan terhadap diri mereka, kasus yang menimpa mahasiswi UI Annisa Azward (20) ini lebih rumit karena korban telah meninggal dunia dan tidak ada saksi pada saat kejadian. Maka, tugas polisi lah untuk menggali informasi dan mengembangkannya sehingga memperoleh data dan fakta yang benar, yang pada akhirnya, tidak salah dalam membuat sebuah keputusan.
Saya dapat memahami kekhawatiran yang dirasakan oleh Annisa; di dalam angkot seorang diri, yang kemudian mengetahui menaiki angkot yang salah dan jalur yang ditempuh tidak seperti biasanya. Di luar semua pengakuan dari sopir angkot bahwa ia sudah menginformasikan hal ini kepada Annisa, fakta-fakta ini menekan sisi psikologisnya. Saya, sebagai pengguna jasa transportasi umum/angkot pun pernah mengalami hal demikian.
Banyaknya informasi kejahatan terhadap kaum perempuan membuat saya selalu was-was, parno dan waspada saat menaiki angkot. Berdasarkan pengalaman yang saya alami, ada beberapa tips yang mungkin bermanfaat bagi kaum perempuan saat harus naik transportasi umum/angkot. Ketika saya melihat gelagat yang mencurigakan di dalam angkot, misalnya penumpang kebanyakan laki-laki dengan gerak-gerik mencurigakan, saya akan segera menyetop angkot di tempat yang ramai untuk diturunkan. Lebih baik merogoh kantong lagi untuk mengganti angkot daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Terkadang, pada saat posisi sulit dan ketakutan, hanya doa yang mampu kita usahakan. Pernah suatu ketika, saya sendiri perempuan di dalam angkot, di tengah jalan masuk segerombolan laki-laki. Saya langsung merasa tidak nyaman dengan gerak-gerik mereka yang terus menerus memandangi dan saling berbisik, dalam hati curiga, jangan-jangan mereka sedang merencanakan sesuatu. Mendadak hujan turun dengan derasnya, pintu angkot mau tidak mau ditutup. Saya sangat gugup dan terus berdoa dalam hati agar hujan segera reda atau para lelaki itu satu per satu turun. Untuk mengganti angkot tidak mungkin, di kampung saya jika sudah sore hari angkot sudah sangat jarang dan kemungkinan angkot yang saya naiki adalah angkot terakhir. Saya mencoba mencari teman dengan mengajak ngobrol sopirnya (pikiran terburuk saya jika para lelaki ini berbuat jahat, setidaknya sopir ini mungkin akan menolong saya-mungkin azas manfaat juga tapi menurut saya tidak ada salahnya dicoba). Alhamdulillah Allah masih menyayangiku, akhirnya satu per satu para lelaki itu turun. Legaaa banget!
Ketika terpaksa saya berada dalam angkot sendirian saat penumpang lain sudah turun semua, saya lebih memilih duduk di dekat pintu keluar dan sekali lagi, mencoba mengakrabkan diri dengan sopir. Mengajak sopir mengobrol dengan bahan obrolan yang umum dapat menghindarkan sopir dari berpikir macam-macam untuk kemudian berbuat macam-macam juga terhadap kita. Keramahan yang kita tunjukkan juga akan memberikan simpatik dan penghargaan sopir kepada kita. Hal ini saya lakukan juga saat saya terpaksa harus naik ojek tengah malam.
Alternatif lain, jika jarak tempuhnya tidak terlalu jauh sebaiknya menelpon atau sms ojek langganan saja atau minta dijemput oleh keluarga. Bahkan di kota-kota besar mungkin sudah ada mobil carteran untuk antar jemput menuju dan pulang dari tempat kerja. Memang harus membayar lebih mahal namun lebih aman.
Sejauh pengalaman saya, ketika akhirnya sata tinggal satu-satunya penumpang yang ada, sopir akan menanyakan tujuan akhir saya. Terkadang, ketika tujuan masih jauh sopir memindahkan penumpang ke angkot lain dan ia sendiri memutar balik angkotnya. Saran saya, jangan menjadi penumpang yang kelihatan jaim, sombong dan bisu, jika merasa rute yang dilalui tidak seperti biasanya, sebaiknya ditanyakan saja langsung dan minta diturunkan ketika melihat jalur tersebut dilalui kendaraan umum, jangan minta berhenti di tempat yang sepi.
Hal-hal di atas merupakan upaya penyelamatan diri saat terjebak dalam situasi yang tidak menyenangkan di dalam angkot. Sebaiknya, jika ingin bepergian jangan sendirian dan pilihlah waktu yang umumnya orang beraktifitas yakni pada pagi atau siang hari. Niat jahat bisa saja muncul saat pelaku melihat kita sendirian dan waktu yang mendukung semisal sepi atau gelap.
Yang tidak kalah penting dan perlu menjadi perhatian bagi kaum wanita adalah menjaga diri dalam bersikap dan berpenampilan. Saat harus berpergian sebaiknya tidak mengenakan pakaian atau aksesoris berlebihan sehingga mengundang orang lain untuk berbuat jahat. Ingat, kejahatan dapat terjadi bukan hanya karena niat pelaku tetapi juga karena adanya kesempatan, maka jangan beri mereka kesempatan untuk berbuat jahat kepada kita. Kenakanlah pakaian yang sopan dan menutup aurat, tidak perlu mempertontonkan perhiasan atau barang-barang mewah (smartphone, ipad, iphone, notebook dan semacamnya).
Memang rasanya tidak adil jika untuk mencegah tindak pelecehan seksual dan kejahatan terhadap kaum perempuan seolah lebih ditujukan kepada mereka. Seolah-olah perempuan lah yang bertanggung jawab atas segala bentuk pelecehan seksual ini. Kaum laki-laki beralasan, pelecehan seksual tidak akan terjadi jika kaum perempuan tidak mengundang dengan cara berpakaian yang minim dan dandanan yang seronok menggoda. Terlepas dari siapa yang harus bertanggung jawab, Islam telah memberikan petunjuk yang jelas kepada kita kaum perempuan untuk senantiasa menjaga aurat kita dari pandangan laki-laki yang bukan muhrimnya.
Semoga akan ada upaya dan keseriusan pemerintah dalam melindungi kaum perempuan dari tindak kejahatan dalam bentuk apa pun di tempat dan sarana publik yang harusnya aman. Semoga payung hukum yang melindungi hak-hak kaum perempuan juga dapat ditegakkan dan didukung oleh kaum perempuan sendiri dan kaum laki-laki sehingga muncul sikap saling menghargai.
Hormati dan hargai diri sendiri dengan memantaskan penampilan dan perilaku kita
http://m.kompasiana.com/post/transportasi/2013/02/11/akrabi-sopir-angkot-anda/
Akrabi Sopir Angkot Anda
Oleh: Oom Istikomariah | 11 February 2013 | 21:14 WIB