Tetangga Jablay
HomeBlog Okta AdityaAbout me



Blog Nya Okta Aditya

Blog Aktual Berisi Berbagai Opini, Gagasan, Ide dan Ulasan tentang isu-isu yang lagi hangat dan berkembang. Blog kumpulan berbagai berita aktual dari berbagai kalangan. Dan juga Tulisan-tulisan yang sangat menarik dan bermanfaat dari hasil pengalaman seseorang yang saya share disini.

Blog Terpercaya Rekomendasi Google.

Selamat menikmati, semoga anda senang.


K O N T E N B L O G :


Klik tautan ini untuk melihat konten blog secara lengkap.

Kerang Hijau Teluk Jakarta Berbahaya

Kalau ingat kerang hijau, pasti saya langsung teringat putra saya. Betapa cinta dia dengan kerang hijau sampai-sampai ketika saya ajak ke Chicken Hartz Buffet, dia bisa menghabiskan 6 porsi kerang hijau saja! Sementara makanan lainnya tidak ia sentuh sedikitpun. Makanya kalau di satu restoran ada menu kerang hijau, pastinya itu menjadi pilihan utama dia.

Sayangnya, saya sempat ngeper juga menonton metro tv sore ini. Pasalnya, di acara terbaru mereka yang bertajuk 3 60, pemberitaan yang diwartakan cukup mengejutkan. Disampaikan bahwa kerang hijau produksi teluk Jakarta sudah tidak layak konsumsi. Artinya kerang hijau sudah sangat tercemar dan banyak mengandung racun di dalamnya.

Tercemarnya kerang hijau tentu tidak lepas dari tercemarnya teluk Jakarta yang menurut penelitian, merupakan teluk paling tercemar di Asia. Sebenarnya, penetapan teluk Jakarta sebagai teluk paling tercemar ini berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 1979. Sayangnya, kondisi ini tampaknya dibiarkan saja oleh pemerintah. Buktinya, sampai saat ini, praktek budidaya dan pencarian kerang hijau di teluk Jakarta masih berlangsung dan tidak ada tanda-tanda larangan apapun dari pihak terkait yang menyatakan bahwa kerang hijau yang berasal dari teluk Jakarta tidak layak konsumsi, alias beracun.

Padahal, pemasaran kerang hijau ini sudah mencapai daerah-daerah pinggiran Jakarta, semisal Bekasi. Sering saya jumpai penjual kerang hijau keliling yang sudah diolah. Konsumen tinggal memakannya saja. Entah kerang hijau yang mereka jual berasal dari teluk Jakarta atau bukan. Jika saja iya, maka kemungkinan besar banyak masyarakat yang sudah secara tidak langsung menyimpan racun di tubuh mereka.

Kebetulan, putra saya seringnya mengkonsumsi kerang hijau di salah satu restoran cepat saji yang cukup ramai pengunjung, seperti D’Cost. Apakah restoran ini menyuplai kerang hijau dari teluk Jakarta? Entahlah. Tapi sepertinya pihak restoran harus mulai waspada dengan suplai kerang hijau mereka.

Pastinya, jika konsumsi kerang hijau yang tercemar ini masih dilakukan, tidak menutup kemungkinan akan memunculkan berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang terjangkit karena mengkonsumsi kerang hijau tercemar adalah minamata. Penyakit ini merupakan penyakit karena mengkonsumsi makanan yang mengandung merkuri yang berlebihan. Umumnya disebabkan karena air limbah.

Hal ini tentunya harus menjadi perhatian banyak pihak, terutama kementrian kelautan. Karena jika masyarakat dibiarkan mengkonsumsi kerang hijau yang tercemar, dikhawatirkan banyak masyarakat yang terjangkit penyakit minamata. Padahal sebenarnya kerang hijau itu sangat bagus untuk kesehatan.

Menurut penelitian didalam 100 gram kerang mengandung 33 persen vitamin B12 dari kebutuhan harian yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Mengkonsumsi vitamin B12 juga akan melindungi kolon dari kanker, karena vitamin B12 mampu mencegah terjadinya mutasi sel. Kerang juga kaya akan asam lemak omega 3, kalium serta magnesium, zat-zat ini mempunyai manfaat yang baik membantu kinerja  sistem kardiovaskular, sehingga baik untuk menjaga kesehatan jantung. Tentu jika kerang hijau itu dikonsumsi dalam keadaan terbebas dari zat merkuri.

Semoga saja pemerintah bisa mengembalikan kondisi teluk Jakarta menjadi teluk bebas pencemaran kembali sehingga para nalayan pun dapat mencari kerang hijau yang sehat. Dan tentu tetap melanggengkan mata pencaharian mereka sebagai pencari kerang hijau

http://m.kompasiana.com/post/polusi/2013/02/09/kerang-hijau-tidak-layak-konsumsi/

Kerang Hijau Tidak Layak Konsumsi

Oleh: Nunung Nuraida | 09 February 2013 | 17:26 WIB

Back to posts
This post has no comments - be the first one!

UNDER MAINTENANCE
Follow @AdityaEmail_ 1